Manado (ANTARA) - Mendukung terlaksananya pembelajaran tatap muka di Manado, dinas kesehatan, dalam hal ini Puskemas-Puskesmas jemput bola mendatangi sekolah-sekolah memvaksin anak-anak usia 12-17 tahun.
Salah satu yang melakukannya adalah, Puskesmas Kombos, Singkil, yang mendatangi SMP-SMP di wilayah tersebut untuk memvaksin para siswa, agar bisa melakukan sekolah tatap muka.
Kepala Puskemas Kombos, dr. Mardi Rotinsulu, turun langsung ke semua SMP di wilayah kecamatan Singkil, termasuk MTs, untuk memvaksin para siswa yang sama sekali belum vaksin.
"Kami turun ke SMP Efata Ternate Tanjung, SMP Cokro Aminoto, SMP Muhammadiyah, SMP Kat. St. Hubertus, dan satu madrasah, namun baru empat yang mendorong siswanya untuk vaksin," kata Rotinsulu.
Sedangkan di salah satu madrasah di situ, justru tidak menunda dilakukan vaksinasi dengan alasan, terlalu mendadak, sehingga minta waktu, namun sampai saat ini belum ada pemberitahuan untuk permintaan vaksin.
Rotinsulu mengakui memang kerja sama itu, dilakukan dinas pendidikan dan dinas kesehatan, termasuk dengan kesiapan menjadi tim COVID-19, sesuai SKB empat menteri, tetapi belum ada yang datang ke Puskesmas menyampaikan hal itu.
Namun dia mengatakan, sampai saat ini pihaknya siap jika sewaktu-waktu diperlakukan menjadi satgas, namun saat ini yang gencar dilakukan adalah membuka vaksinasi umum, dan akan-anak untuk mendorong kekebalan kelompok.
"Kami punya jadwal, hari Senin, Rabu, Jumat vaksinasi di kecamatan sedangkan Selasa dan Rabu, pelaksanaan di kelurahan-kelurahan, diluar tim yang standby untuk panggilan mendadak di Manado, jadi setiap hari ada vaksinasi," tegasnya. **
Salah satu yang melakukannya adalah, Puskesmas Kombos, Singkil, yang mendatangi SMP-SMP di wilayah tersebut untuk memvaksin para siswa, agar bisa melakukan sekolah tatap muka.
Kepala Puskemas Kombos, dr. Mardi Rotinsulu, turun langsung ke semua SMP di wilayah kecamatan Singkil, termasuk MTs, untuk memvaksin para siswa yang sama sekali belum vaksin.
"Kami turun ke SMP Efata Ternate Tanjung, SMP Cokro Aminoto, SMP Muhammadiyah, SMP Kat. St. Hubertus, dan satu madrasah, namun baru empat yang mendorong siswanya untuk vaksin," kata Rotinsulu.
Sedangkan di salah satu madrasah di situ, justru tidak menunda dilakukan vaksinasi dengan alasan, terlalu mendadak, sehingga minta waktu, namun sampai saat ini belum ada pemberitahuan untuk permintaan vaksin.
Rotinsulu mengakui memang kerja sama itu, dilakukan dinas pendidikan dan dinas kesehatan, termasuk dengan kesiapan menjadi tim COVID-19, sesuai SKB empat menteri, tetapi belum ada yang datang ke Puskesmas menyampaikan hal itu.
Namun dia mengatakan, sampai saat ini pihaknya siap jika sewaktu-waktu diperlakukan menjadi satgas, namun saat ini yang gencar dilakukan adalah membuka vaksinasi umum, dan akan-anak untuk mendorong kekebalan kelompok.
"Kami punya jadwal, hari Senin, Rabu, Jumat vaksinasi di kecamatan sedangkan Selasa dan Rabu, pelaksanaan di kelurahan-kelurahan, diluar tim yang standby untuk panggilan mendadak di Manado, jadi setiap hari ada vaksinasi," tegasnya. **