Manado (ANTARA) - Ikan segar di pusat pelelangan ikan (PPI) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) selama dua pekan terakhir mulai ramai diperjualbelikan, namun harganya masih cukup tinggi.

Pantauan di pusat pelelangan ikan di Kendari, Kamis, hampir semua jenis ikan yang biasanya ditemukan di pasar sudah ada di jual seperti, cakalang, tenggiri, ikan putih, katambah, sunu, udang vaname, cumi-cumi, lajang, rumah-rumah hingga ikan teri, dengan harga masih berkisar Rp30.000 per kilogram untuk ikan dasar kecil dan Rp50.000 hingga Rp65.000 per kg untuk ikan ukuran besar.

Menurut penjual ikan setempat, masih tingginya harga ikan di pasaran disebabkan nelayan masih merasakan sulit untuk menangkap karena curah hujan belum bersahabat disertai gelombang tinggi.

Banyak nelayan tidak melaut lantaran kapal kecil mereka tidak mampu melawan tingginya ombak akhir-akhir ini. Stok ikan di pasaran pun belum terlalu banyak, sehingga harga menjadi mahal. Itu terjadi Juni 2021 dan melonjak pada awal Agustus. Suasana tawar menawar antara pedagang ikan dan pembeli di Pusat Pelelangan Ikan (PPI), Kendari, Kamis, Ikan segar maupun udang di jual antara Rp40,000 hingga Rp50.000kg dan udang jenis vaname Rp45.000 kg hingga Rp75.000 untuk udang hitam/sitto, sebelum di lempar ke pasar-pasar tradisional di Kendari. ( Antara/Azis Senong)

"Kalaupun saat ini sudah mulai banyak ikan, karena nelayan melaut tidak hanya semalam melaut, tetapi biasanya 2-3 hari melaut baru bisa
kembali ke darat untuk menjual ikan, sehingga biaya operasional pun juga cukup besar," ujar La Sanu, penjual dan penampung ikan.

Sementara itu Ny Apri, mengeluhkan harga ikan yang masih tinggi. Namun, meski harga ikan masih mahal di pelelangan, dirinya tetap memilih berbelanja di tempat itu, sebab harga ikan semakin mahal jika harus berbelanja di pasar umum, apalagi di pasar tradisional.

“Di pasar lain harga ikan lajang dan ikan bandeng saja capai Rp40.000 per kg sedangkan di pelelangan masih bisa Rp30.000 perkilo, jadi pasti ibu-ibu banyak yang ke pelelangan ini," katanya.



 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024