Bolaang Mongondow (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mendorong percepatan vaksinasi guna menekan angka penularan COVID-19 di daerah itu.
"Memang beberapa pekan belakangan ada kendala soal logistik walaupun nakesnya siap. Tapi ketika logistiknya tiba, sejumlah nakes kita harus melakukan isolasi mandiri," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow dr Erman Paputungan di Manado, Rabu.
Data Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulut, Kabupaten Bolaang Mongondow menargetkan 194.833 warga mendapatkan vaksinasi.
Cakupan vaksinasi dosis pertama telah mencapai 26.330 dosis atau 13,51 persen, sedangkan dosis kedua 8.643 dosis atau 4,44 persen.
"Memang dari sisi capaian masih rendah, tapi dibandingkan dengan beberapa daerah lainnya capaian pemberian dosis pertama masih lebih tinggi," katanya.
Dokter Erman optimistis bahwa ke depan cakupan vaksinasi di daerah itu semakin meningkat karena vaksinasi COVID-19 lebih masif.
"Memang ada kendala karena animo masyarakat untuk vaksin menurun, apalagi untuk vaksin dosis kedua," ujarnya.
Dia berharap, para pemangku kepentingan terkait di daerah bahu-membahu mengajak masyarakat agar mau divaksin dalam rangka meningkatkan kekebalan tubuh dari penularan COVID-19.
"Harapan ke depan saat animo masyarakat mengikuti vaksinasi dosis kedua yang menurun, lintas sektor harus bergerak meningkatkan pemahaman, termasuk di dalamnya pemerintah desa, kami juga menggandeng tokoh-tokoh agama," katanya.
"Memang beberapa pekan belakangan ada kendala soal logistik walaupun nakesnya siap. Tapi ketika logistiknya tiba, sejumlah nakes kita harus melakukan isolasi mandiri," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow dr Erman Paputungan di Manado, Rabu.
Data Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulut, Kabupaten Bolaang Mongondow menargetkan 194.833 warga mendapatkan vaksinasi.
Cakupan vaksinasi dosis pertama telah mencapai 26.330 dosis atau 13,51 persen, sedangkan dosis kedua 8.643 dosis atau 4,44 persen.
"Memang dari sisi capaian masih rendah, tapi dibandingkan dengan beberapa daerah lainnya capaian pemberian dosis pertama masih lebih tinggi," katanya.
Dokter Erman optimistis bahwa ke depan cakupan vaksinasi di daerah itu semakin meningkat karena vaksinasi COVID-19 lebih masif.
"Memang ada kendala karena animo masyarakat untuk vaksin menurun, apalagi untuk vaksin dosis kedua," ujarnya.
Dia berharap, para pemangku kepentingan terkait di daerah bahu-membahu mengajak masyarakat agar mau divaksin dalam rangka meningkatkan kekebalan tubuh dari penularan COVID-19.
"Harapan ke depan saat animo masyarakat mengikuti vaksinasi dosis kedua yang menurun, lintas sektor harus bergerak meningkatkan pemahaman, termasuk di dalamnya pemerintah desa, kami juga menggandeng tokoh-tokoh agama," katanya.