Manado (ANTARA) - 'Site Engineering Manager' PT Nindya Karya, Erik Prima, mengatakan, mereka menyiapkan warung apung untuk memfasilitasi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berdagang di sepanjang Pantai Malalayang, Manado, Sulawesi Utara.
"Pembangunan warung apung ini masuk dalam proyek penataan kawasan pariwisata Bunaken dan Pantai Malalayang," kata dia, di Manado, Minggu.
Tujuan penataan kawasan ini, sebut dia, selain memberikan kenyamanan bagi wisatawan juga untuk memfasilitasi pelaku UMKM yang berdagang di sepanjang pantai ini.
"Ada dua unit warung apung yang akan dibangun masing-masing dengan luasan 570 meter persegi, menara, dan demaga juga dua unit masing-masing seluas 550 meter persegi," jelasnya.
Bila proyek ini selesai, kata dia, pengusaha UMKM yang saat ini berdagang di luar kawasan penataan akan ditarik ke dalam. "Pengaturannya termasuk penarikan retribusi akan diserahkan kepada pemerintah daerah apabila proyek ini selesai dan diserahkan," imbuhnya.
Penataan kawasan Pantai Malalayang ini seluas 15.000 meter persegi, dan menelan anggaran sekitar 60 persen dari total alokasi sebesar Rp94 miliar.
Selain membangun warung apung bagi pedagang, wisatawan lokal dan mancanegara juga akan dimanjakan berbagai fasilitas lainnya seperti 'cultural space', 'play ground' bagi anak-anak, pusat kebugaran, serta bola dunia.
"Mudah-mudahan ditatanya kawasan sepanjang Pantai Malalayang ini akan mendorong dunia pariwisata di Manado dan Sulawesi Utara," katanya.
"Pembangunan warung apung ini masuk dalam proyek penataan kawasan pariwisata Bunaken dan Pantai Malalayang," kata dia, di Manado, Minggu.
Tujuan penataan kawasan ini, sebut dia, selain memberikan kenyamanan bagi wisatawan juga untuk memfasilitasi pelaku UMKM yang berdagang di sepanjang pantai ini.
"Ada dua unit warung apung yang akan dibangun masing-masing dengan luasan 570 meter persegi, menara, dan demaga juga dua unit masing-masing seluas 550 meter persegi," jelasnya.
Bila proyek ini selesai, kata dia, pengusaha UMKM yang saat ini berdagang di luar kawasan penataan akan ditarik ke dalam. "Pengaturannya termasuk penarikan retribusi akan diserahkan kepada pemerintah daerah apabila proyek ini selesai dan diserahkan," imbuhnya.
Penataan kawasan Pantai Malalayang ini seluas 15.000 meter persegi, dan menelan anggaran sekitar 60 persen dari total alokasi sebesar Rp94 miliar.
Selain membangun warung apung bagi pedagang, wisatawan lokal dan mancanegara juga akan dimanjakan berbagai fasilitas lainnya seperti 'cultural space', 'play ground' bagi anak-anak, pusat kebugaran, serta bola dunia.
"Mudah-mudahan ditatanya kawasan sepanjang Pantai Malalayang ini akan mendorong dunia pariwisata di Manado dan Sulawesi Utara," katanya.