Manado (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor air kelapa ke negara Vietnam sebanyak 22,5 ton dengan nilai Rp786,56 juta.

"Ekspor air kelapa ini patut diapresiasi karena berhasil mengangkat nilai komoditas sampingan yang sebagian besar di Sulut masih menjadi limbah," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado Donni Muksydayan Saragih, di Manado, Selasa.

Menurut Donni, Vietnam merupakan pasar baru ekspor air kelapa yang berhasil ditembus, setelah sebelumnya sudah mengekspor air kelapa ke Singapura.

Ekspor air kelapa ini dilakukan oleh PT Sasa Inti yang berhasil mengantongi 'Phytosanitary Sertificate' dari Karantina Pertanian Manado, dan resmi diberangkatkan melalui pelabuhan Laut Bitung menuju Vietnam.

Berdasarkan data IQFAST Barantan, komoditas air kelapa yang berhasil diekspor sepanjang 2021 yakni berjumlah 63.602 kilogram dengan nilai mencapai Rp1.970.213.088 atau terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya dengan priode yang sama hanya Rp1.246.041.752.

Berbagai produk turunan kelapa kini menjadi fokus utama yang didorong menjadi komoditas ekspor dan komoditas sabut kelapa dan ampasnya (Cocopeat) juga sudah berhasil diekspor.

"Kita harapkan volumenya terus meningkat mengingat potensi market besar selain bahan baku juga melimpah. Potensi ini merupakan anugrah terbaik dari surga tropis di daratan Nyiur Malambai yang perlu kita manfaatkan," jelas Donni.

Di sisi lain, staf Quality Control PT. Sasa Inti, Menurut Rohmah, mengatakan, di Vietnam air kelapa ini diproduksi menjadi aneka produk minuman.

"Lebih detailnya lagi apakah di aplikasikan ke produk selain minuman kami belum tahu," ujar Rohmah.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang mengapresiasi bertambahnya pasar baru bagi komoditas pertanian asal Sulut.

"Ini sejalan dengan program strategis berupa upaya peningkatan ekspor," katanya.

Barantan selain melaksanakan tugas perkarantinaan secara khusus juga bertugas untuk mengawal program strategis Kementerian Pertanian berupa upaya peningkatan ekspor produk pertanian.

Melalui gerakan tiga kali lipat ekspor pertanian atau Gratieks yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, unit pelaksana teknis karantina pertanian di seluruh Indonesia terus melakukan sinergitas dengan entitas terkait.

"Dengan inovasi aplikasi peta komditas ekspor atau IMACE yang telah disiapkan Barantan, selain pendampingan sertifikasi kitapun mampu memberikan informasi peluang pasar ekspor, seperti air kelapa ini," ujar Bambang.

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024