Manado (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara, D Tino Tandaju mengatakan, penurunan angka stunting bisa diintervensi melalui keluarga berencana (KB).

"Peran BKKBN dalam penurunan stunting adalah program pengendalian jarak dan jumlah kelahiran dengan KB pascapersalinan," ujar Tandaju di Manado, Rabu.

Pada akhirnya, sebut dia, kontrasepsi akan menjadi pilihan karena jaraknya bisa lebih dari 36 bulan.

Saat ini secara nasional ada sebanyak 4,8 juta sampai lima juta perempuan setiap tahunnya yang melahirkan di Indonesia.

Sedangkan fakta di lapangan, ibu yang baru melahirkan kurang didekati untuk mengikuti program KB.

"Jadi target pertama BKKBN adalah memperbanyak pendekatan ke perempuan yang baru saja melahirkan. Tujuannya agar mereka bukan hanya mengikuti program pencegahan kehamilan lagi, namun juga program KB," sebutnya.

Target BKKBN berikutnya adalah orang yang baru saja menikah, karena pasangan yang baru menikah sebanyak 80 persen istrinya dipastikan hamil di tahun pertama.

"Setahun ada dua jutaan pasangan yang menikah di Indonesia. Dan sebanyak 1,6 jutaan dari 2 juta pasangan itu dipastikan hamil di tahun pertama.
Sehingga apabila istrinya hamil dan kemudian melahirkan, harus langsung segera memakai alat kontrasepsi," ujarnya.

Karena itu, lanjut Tandaju, BKKBN menargetkan sasaran ini sekaligus sebagai upaya untuk penurunan stunting.

"Pencegahan anak agar tidak stunting harus dimulai sejak pasangan itu ingin untuk menikah," ujarnya.

Tandaju menjelaskan, ada faktor yang sifatnya sensitif dan spesifik yang mempengaruhi stunting.

Spesifik di antaranya berkaitan dengan ASI tidak diberikan, nutrisi makanan kurang atau mungkin penyakit, bisa menyebabkan pertumbuhan menjadi terhambat.

Kemudian ada yang sifatnya sensitif, termasuk jarak kehamilan, jarak persalinan, lingkungannya, sanitasinya harus bagus.

"Airnya harus bersih tidak menggunakan air kotor untuk keperluan sehari-hari, lingkungan tidak kumuh supaya tidak banyak diare dan seterusnya, tidak menyebabkan pilek, rumahnya memiliki jendela yang cukup dan seterusnya," katanya.***3***

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024