Manado (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak masyarakat menanam pohon 'Cemara Udang' di pesisir pantai untuk meminimalisasi kerugian tambatan dan perahu nelayan saat terjadi cuaca ekstrem.
"Sebetulnya ini boleh percaya atau tidak, saya lakukan persis ini, karena kalau tanggul berapa kuat kita bikinnya. Karena itu, yang saya lakukan di Surabaya adalah menanam pohon 'Cemara Udang'," katanya saat mengunjungi tambatan perahu di kawasan Megamas Manado, Rabu.
Tambatan perahu nelayan yang dibangun di kawasan bisnis ini, hancur dihantam gelombang pasang saat angin kencang pada Minggu (17/1).
Akibatnya, nelayan memarkir perahunya di badan jalan tepat berada di depan ruko di jalan akses tepi laut.
"Dulu setiap tahun sebelum saya menjadi wali kota, nelayan mengeluh ke saya, saya perbaiki perahu, selama seminggu mereka tidak melaut, saya bagikan beras. Sekarang ini relatif tidak ada keluhan karena menanam pohon 'Cemara Udang'," kata dia.
Pola tanam pohon ini selang-seling dan para nelayan bisa menyisipkan perahunya di antara pepohonan itu, relatif tidak ada keluhan.
Di Phuket, Thailand, kata dia, ada satu tempat yang tidak hancur karena dilindungi pohon "Cemara Udang", begitupun dengan nelayannya, sehingga pemerintah Thailand menjadikan hutan itu sebagai monumen.
"Sebetulnya justru kita mulai dengan kearifan lokal yang dulu bisa berkembang di belahan nusantara. Itu menurut saya lebih bagus," ujarnya.
Meski begitu, menurut dia, persoalan rusaknya perahu harus diselesaikan karena nelayan tidak bisa melaut.
"Perahu adalah alat produksi sehingga kita harus perhatikan supaya mereka bisa berproduksi, nanti datanya diserahkan," katanya.
Usai mengunjungi lokasi tersebut, Menteri Risma didampingi Wagub Steven Kandouw, forkopimda, serta jajaran terkait lainnya menuju balai yang diasuh Kementerian Sosial di bilangan Kelurahaan Paal IV Manado.
"Sebetulnya ini boleh percaya atau tidak, saya lakukan persis ini, karena kalau tanggul berapa kuat kita bikinnya. Karena itu, yang saya lakukan di Surabaya adalah menanam pohon 'Cemara Udang'," katanya saat mengunjungi tambatan perahu di kawasan Megamas Manado, Rabu.
Tambatan perahu nelayan yang dibangun di kawasan bisnis ini, hancur dihantam gelombang pasang saat angin kencang pada Minggu (17/1).
Akibatnya, nelayan memarkir perahunya di badan jalan tepat berada di depan ruko di jalan akses tepi laut.
"Dulu setiap tahun sebelum saya menjadi wali kota, nelayan mengeluh ke saya, saya perbaiki perahu, selama seminggu mereka tidak melaut, saya bagikan beras. Sekarang ini relatif tidak ada keluhan karena menanam pohon 'Cemara Udang'," kata dia.
Pola tanam pohon ini selang-seling dan para nelayan bisa menyisipkan perahunya di antara pepohonan itu, relatif tidak ada keluhan.
Di Phuket, Thailand, kata dia, ada satu tempat yang tidak hancur karena dilindungi pohon "Cemara Udang", begitupun dengan nelayannya, sehingga pemerintah Thailand menjadikan hutan itu sebagai monumen.
"Sebetulnya justru kita mulai dengan kearifan lokal yang dulu bisa berkembang di belahan nusantara. Itu menurut saya lebih bagus," ujarnya.
Meski begitu, menurut dia, persoalan rusaknya perahu harus diselesaikan karena nelayan tidak bisa melaut.
"Perahu adalah alat produksi sehingga kita harus perhatikan supaya mereka bisa berproduksi, nanti datanya diserahkan," katanya.
Usai mengunjungi lokasi tersebut, Menteri Risma didampingi Wagub Steven Kandouw, forkopimda, serta jajaran terkait lainnya menuju balai yang diasuh Kementerian Sosial di bilangan Kelurahaan Paal IV Manado.