Manado (ANTARA) - Animo masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) untuk menebus gadai barang di Pegadaian cukup tinggi di tengah pandemi COVID-19.

"Pandemi COVID-19 memberi dampak namun tetap di akhir tahun ini nasabah yang menebus gadai cukup tinggi. Hal ini dikarenakan adanya tunjangan hari raya, bonus, dan sejenisnya, baik pegawai swasta maupun pegawai negeri," kata Pemimpin Kanwil Pegadaian V Manado Zulfan Adam, di Manado, Kamis.

Tren penebusan emas tetap terjadi pada tahun ini, meskipun terdapat pandemi COVID-19 yang membuat masyarakat tidak bisa menjalani hari raya seperti biasanya.

Dia menjelaskan bahwa aktivitas gadai dan tebus biasanya meningkat menjelang hari raya, baik Natal maupun Tahun Baru. Hal tersebut terjadi seiring meningkatnya kebutuhan dana masyarakat.

Menurutnya, pandemi COVID-19 turut memengaruhi tren gadai dan tebus di industri gadai karena terganggunya perekonomian masyarakat. Meskipun begitu, tren penebusan emas dinilai tak akan terganggu.

"Sekarang trennya masyarakat menebus emas untuk dijual karena harganya sedang naik," ujarnya.

Menurut dia, biasanya masyarakat melakukan penebusan emas untuk digunakan saat hari raya. Namun, tidak adanya aktivitas saling mengunjungi karena COVID-19, maka mungkin masyarakat tidak akan memakai perhiasan sehingga tidak melakukan penebusan.

Meskipun begitu terganggunya perekonomian masyarakat disertai dengan tingginya harga emas membuat penebusan tetap dilakukan oleh masyarakat. Hal tersebut membuat aktivitas tebus dan gadai untuk objek emas dinilai tidak terganggu.


Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024