Manado (ANTARA) -
Dukungan dari para tokoh agama memberi kekuatan dan semangat bagi Olly Dondokambey dan Steven Kandouw untuk memimpin Sulawesi Utara menjadi tambah hebat.

Banyak kegiatan sosial dan keagamaan masyarakat dilakukan Olly Dondokambey selama ini, termasuk saat berada di Bolaang Mongondow Utara pada Selasa (03/11 saat menghadiri syukuran khitanan massal dan peresmian Barisan Relawan (Bara OD) yang dilaksanakan di kediaman Drs. H Hamdan Datunsolang MM.

Kali ini Olly datang bersama Cawagub Steven Kandouw, Anggota DPRD Sulut Rocky Wowor, Wakil Bupati Bolmut H Amin Lasena, juga hadir Hamdi Paputungan, sebagai tokoh masyarakat Bolmong.

Seratusan orang anggota masyarakat hadir di syukuran khitanan atau sunatan massal bersama Bara OD, sekaligus pertemuan tatap muka dengan masyarakat Bolmut.

"Bertemu dengan masyarakat Bolaang Mongondouw Utara membuat kami sangat bahagia. Saya sangat mengingat Pak Hamdan, setelah kami menang di 2015 dan dilantik, kami berkunjung di sini," ujar Olly dalam acara tersebut.

Olly pun menyebut tagline Torang Samua Ciptaan Tuhan lahir setelah mendapat masukan dari masyarakat Bolmut.

Bahkan itu sudah menjadi tagline persatuan bagi masyarakat Provinsi Sulut bahwa Kita Semua Bersaudara dan Torang Samua Ciptaan Tuhan.

"Kebetulan saat itu di acara safari Ramadan ada usul dari para Imam, pak jangan cuma, torang Samua Basudara, karena torang samua ini ciptaan Tuhan. Kita paham betul bahwa apa yang menjadi ciptaan Tuhan benar-benar harus kita rawat. Baik sesama antar-umat Manusia maupun dengan alam dan sekitarnya," jelas Olly dalam syukuran sunatan masal itu.

Olly mengatakan, potensi Bolmut sangat besar dan menjadi salah satu penyangga utama pembangunan Sulawesi Utara, khususnya pada sektor pertanian. Apalagi 80 persen warga Bolmut adalah Petani.

Karena itulah, program pemerintahan Olly Dondokambey-Steven Kandouw fokus pada sektor pertanian.

"Kami konsisten akan terus mengasuransikan para petani. Begitu juga lahan pekerjaan petani. Target kami menghasilkan 3000 hektar lahan sawah. Tetapi untuk yang mendaftar," papar Olly.

Sejauh ini, jelas Olly, sudah 1500 petani yang mendaftar. Karena itu, jika ada dari petani Bolmut mempunyai sawah dan gagal panen atau terkena banjir, maka biaya pangan, bibit, dan upah itu dapat diganti Pemerintah.

"Target kita juga Kementerian Pertanian ada 100 ribu Petani, tapi baru 35 ribu yang mendaftar. Kalau petani musti petani, kalau nelayan musti juga nelayan. Karena program pemerintah ini mengasuransikan biaya dan bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan. Jadi harus sesuai dengan identitas," paparnya.

Olly juga menekankan, tujuan dari semua yang diperjuangkan ini adalah adanya manfaat bagi masyarakat.

Bahkan dalam setiap negosiasi investasi ataupun kerjasama pemerintahan, yang ditanyakan pertama adalah seberapa besar manfaatnya bagi masyarakat Sulut.

"Inilah tugas kita. Maka kalau kita bersatu, kita solid, maka manfaatnya akan besar. Jika kita bekerja bersama-sama pasti hasilnya besar. Tapi kalau sendiri-sendiri hasilnya mampet," papar Olly.

Ia juga merasa bahagia karena pembangunan di Bolmut sangat lancar. Jalan-jalan terbangun dan fasilitas sudah bisa dimanfaatkan, maka masyarakat tentu senang. Dan itulah tugas pemimpin melayani masyarakat.

"Tugas kami adalah bagaimana membuat masyarakat senang. Karena manfaat ini sangat baik bagi kita, karena kalau masyarakat senang, otomatis gubernur juga senang," tegasnya.

Olly juga menyinggung terkait Kawasan Industri Mongondow yang akan segera terlaksana. Ini menandakan bahwa pembangunan di Sulawesi Utara itu merata.

Jika ada provokasi di media sosial bahwa pembangunan hanya fokus pada satempat, kata Olly, itu karena mereka tidak bisa melakukan sama seperti Olly-Steven.

"Ini yang paling penting, karena jika kita melakukan dengan benar pasti akan berjalan. Karena ada kabar mereka mengeluh saya hanya membangun Likupang, Bitung, padahal dengan susah payah kami berusaha untuk pembangunan di Bolaang Mongondow Utara ini.
Karena jika pariwisata jadi, pasti bisa sampai di sini dan semua daerah di Sulawesi Utara," tegas Olly.

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024