Manado (ANTARA) - Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Manado melakukan jemput bola dalam upaya meningkatkan kemampuan eksportir perikanan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Manado, Hatta Arisandi, di Manado, Sabtu, mengatakan, pihaknya menjemput bola dalam mendorong ekspor dengan membuka Kelas Ekspor.

Dia mengatakan BKIPM melatih calon eksportir cara pengurusan sertifikat asal, dokumen ekspor dan perizinan lainnya yang bisa tuntas hanya sehari.

"Kita bekerja sama dengan Bea Cukai Manado. Hasilnya, ada enam pengekspor baru yang bisa mengirimkan produk ke Jepang," katanya.

Jika sebelumnya ekspor harus melalui Jakarta atau Bali, kini komoditas perikanan Sulut dikirim langsung.

"Adanya penerbangan langsung dari Manado membuat tuna grade A bisa tiba di Jepang sesuai spesifikasi. Sebelumnya, butuh waktu 24 hingga 30 jam, tentu kualitas tunanya beda," katanya.

Garuda Indonesia membuka penerbangan kargo langsung dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado ke Bandara Narita Tokyo, Jepang.

Penerbangan itu dimulai sejak Rabu (23/09) dan selanjutnya akan berlangsung seminggu sekali di hari sama.

Penerbangan kargo langsung itu, katanya, sangat bermanfaat bagi Sulut dan daerah tetangga di Indonesia timur yang memiliki potensi hasil perikanan melimpah.

Pengiriman ke Jepang sudah tepat, karena negara itu merupakan pasar terbesar ketiga produk perikanan asal Sulut setelah AS dan China.

BKIPM sendiri mengeluarkan sejumlah kebijakan yang memberi insentif kepada eksportir. Semua pengurusan dokumen, sertifikat karantina kini bisa dilakukan hanya dalam sehari.

BKIPM melakukan sertifikasi semua unit pengolahan ikan sesuai Jaminan Keamanan Pangan. Dengan demikian produk yang dikirim bebas hama dan penyakit.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024