Manado (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Utara (Sulut) terus melakukan kegiatan pasar murah hingga ke pelosok desa, guna membantu masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19.

"Hal ini guna menindaklanjuti  Instruksi Gubernur Sulut Olly Dondokambey bahwa  kegiatan pasar murah harus terus dilakukan hingga pelosok desa," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Disperidag Sulut, Ronny Erungan, di Manado, Rabu.

Ronny mengatakan sasaran pasar murah ini, terutama  diharapkan memberi keringanan bagi  masyarakat yang belum mendapatkan bantuan sosial selama pandemi, karena harga jual bahan kebutuhan pokok jauh lebih murah ketimbang harga pasaran setempat. 

Harga sejumlah bahan kebutuhan pokok (bapok) dalam pasar murah akibat pandemi virus corona (COVID-19) lebih rendah hingga 50 persen dari harga  pasaran.

"Biasanya minyak goreng seharga Rp14 ribu dalam pasar murah dijual hanya Rp7.000 per liter," kata Ronny.

Dia mengatakan beras dijual dalam pasar murah hanya Rp7.500 per kilogram, dari biasanya Rp12.000 per kg.

Untuk gula pasir dijual dengan harga Rp9.000 per kilogram dari kondisi normal Rp15.000 per kg.

Minyak goreng dijual dengan harga Rp7.000 per liter dari kondisi normal Rp15.000 per liter.

Selain itu, katanya, ada juga dijual tepung terigu, mentega, bawang merah, bawang putih, cabai dan tomat.

Pasar murah akibat COVID-19 ini akan dilaksanakan di 15 kabupaten dan kota.

Dia mengatakan pihaknya berharap pasar murah ini akan mampu meringankan beban masyarakat yang terdampak COVID-19.

 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024