Manado (ANTARA) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)  mewaspadai dan memberi perhatian terhadap pergerakan inflasi di tengah risiko terjadinya stagnasi harga saat pandemi COVID-19.

"Upaya untuk mengendalikan inflasi juga perlu dibarengi dengan upaya untuk mendorong peningkatan aktivitas perekonomian," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut Arbonas Hutabarat di Manado, Kamis.

Dia mengatakan pemanfaatan teknologi untuk menjaga dan mendukung aktivitas perekonomian, misalnya dengan mengubah pola belanja di pasar tradisional menjadi online, merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh sejalan dengan berlakunya norma baru. 

Dengan pengenalan dan penerapan pola tersebut diharapkan volume permintaan masyarakat terhadap komoditas strategis di pasar tetap terjaga, sehingga petani akan tetap memiliki insentif untuk terus berproduksi atau bahkan meningkatkan produksi ditengah Pandemi Covid-19. 

Dia menjelaskan bawang merah picu Inflasi Juni 2020.

Setelah berturut-turut mengalami deflasi pada periode Januari-Mel 2020, pembalikan harga beberapa komoditas penyumbang inflasi di bulan Juni 2020 menyebabkan terjadinya inflasi di dua kota pencatatan IHK di Sulawesi Utara. 

Pada Juni 2020, Kota Manado mencatat inflasi sebesar 0,19 persen (mtm) sementara Kota Kotamobagu sebesar 1,23 persen (mtm). 

Sejalan dengan itu, katanya, inflasi tahunan Manado dan Kotamobagu masing-masing tercatat sebesar 1,37 persen (yoy) dan 1,27 persen (yoy), atau masih berada dibawah rentang sasaran target inflasi nasional 3±1 persen (yoy). 

Sementara itu, katanya, secara nasional inflasi secara bulanan, tahun kalender, dan tahunan masing-masing tercatat sebesar 0,18 persen (mtm), 1,09 perseb (ytd), dan 1,96 persen (yoy). 

Dengan demikian, tekanan inflasi bulan Juni 2020 di Manado relatif sama dengan nasional, sedangkan tekanan inflasi Kotamobagu tercatat lebih tinggi dibandingkan nasional.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024