Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Basarnas Pos SAR Trenggalek mulai melakukan pencarian terhadap siswa yang dilaporkan hilang karena terseret arus Sungai Brantas di lokasi area Desa Kebonagung, Kecamatan Ngantru, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu.
Brian Gautama, petugas Basarnas Surabaya mengonfirmasi ada lima anggota tim SAR yang dikerahkan Basarnas Pos SAR Trenggalek dengan alat bantu satu perahu karet dan beberapa perangkat selam.
"Tapi mungkin malam ini tim baru bisa melakukan pemetaan lokasi dan pengamatan dari darat. Untuk aksi penyisiran di air baru bisa dilakukan besok (4/5) pagi, saat kondisi sudah terang," kata Brian dikonfirmasi melalui telepon di Tulungagung, Minggu.
Dia menjelaskan pencarian terhadap siswa SMK kelas 10 atas nama Yordan Candra Mahardika itu menggunakan dua metode, yakni pencarian dari darat dengan mengandalkan pengamatan dari pinggir sungai serta pencarian di air dengan alat perahu karet dan perangkat selam.
Tim SAR dari Basarnas akan dibantu sejumlah potensi SAR, termasuk dukungan warga dan TNI/Polri.
"Pencarian kemungkinan akan difokuskan di sepanjang aliran Sungai Brantas hingga sejauh sekitar lima kilometer, searah arus," katanya.
Insiden tenggelamnya siswa SMK itu diketahui pertama kali oleh temannya yang saat itu ikut berenang dan seorang pemancing ikan dari tepi sungai, tak jauh dari lokasi Yordan tenggelam.
Korban saat itu berniat menyeberang sungai dengan cara berenang, namun karena arus kuat dan diduga Yordan kehabisan napas, siswa asal Desa Mojoagung itu akhirnya terseret arus dan tenggelam.
Seorang pemancing bernama Niti yang mendengar teriakan Yordan sebelum tenggelam dan juga temannya yang ikut berenang, sempat berusaha menolong dengan mengulurkan kayu bambu, namun tidak sampai.
Sejak itu, tubuh Yordan tenggelam dan tak muncul lagi ke permukaan.
Warga kemudian melaporkan kejadian itu ke polsek terdekat.
Brian Gautama, petugas Basarnas Surabaya mengonfirmasi ada lima anggota tim SAR yang dikerahkan Basarnas Pos SAR Trenggalek dengan alat bantu satu perahu karet dan beberapa perangkat selam.
"Tapi mungkin malam ini tim baru bisa melakukan pemetaan lokasi dan pengamatan dari darat. Untuk aksi penyisiran di air baru bisa dilakukan besok (4/5) pagi, saat kondisi sudah terang," kata Brian dikonfirmasi melalui telepon di Tulungagung, Minggu.
Dia menjelaskan pencarian terhadap siswa SMK kelas 10 atas nama Yordan Candra Mahardika itu menggunakan dua metode, yakni pencarian dari darat dengan mengandalkan pengamatan dari pinggir sungai serta pencarian di air dengan alat perahu karet dan perangkat selam.
Tim SAR dari Basarnas akan dibantu sejumlah potensi SAR, termasuk dukungan warga dan TNI/Polri.
"Pencarian kemungkinan akan difokuskan di sepanjang aliran Sungai Brantas hingga sejauh sekitar lima kilometer, searah arus," katanya.
Insiden tenggelamnya siswa SMK itu diketahui pertama kali oleh temannya yang saat itu ikut berenang dan seorang pemancing ikan dari tepi sungai, tak jauh dari lokasi Yordan tenggelam.
Korban saat itu berniat menyeberang sungai dengan cara berenang, namun karena arus kuat dan diduga Yordan kehabisan napas, siswa asal Desa Mojoagung itu akhirnya terseret arus dan tenggelam.
Seorang pemancing bernama Niti yang mendengar teriakan Yordan sebelum tenggelam dan juga temannya yang ikut berenang, sempat berusaha menolong dengan mengulurkan kayu bambu, namun tidak sampai.
Sejak itu, tubuh Yordan tenggelam dan tak muncul lagi ke permukaan.
Warga kemudian melaporkan kejadian itu ke polsek terdekat.