Manado (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Utara menyimpulkan kejadian banjir yang merendam wilayah Kabupaten Bolaang Utara (Bolmut) pada Rabu (4/3) disebabkan berada di daerah belokan angin (shearline).
Shearline ini, kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Carizs Kainama, Jumat, akibat massa udara yang kuat dari arah Timur Laut berbelok tepat di atas wilayah Sulawesi Utara bagian Barat yang menyebabkan terbentuknya awan-awan hujan yang aktif di sebagian besar wilayah Kabupaten Bolmut.
Kejadian hujan lebat tersebut juga dapat dilihat dari kelembaban udara yang relatif tinggi dan citra satelit yang menunjukkan terbentuknya awan konvektif dengan potensi terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat menyebabkan banjir di wilayah tersebut.
Carisz menambahkan peta streamline ketinggian 3000 feet pada tanggal 03 Maret 2020 jam 12 UTC menunjukkan terdapat pusat tekanan rendah di Samudera Hindia, sebelah Selatan Pulau Jawa dan terdapat sirkulasi udara tertutup Eddy (Edy circulation) di Samudera Pasifik, sebelah Utara Pulau Papua.
"Hal ini menyebabkan terbentuknya shearline sepanjang wilayah Kabupaten Bolmut," katanya.
Fenomena atmosfer tersebut menyebabkan pertumbuhan awan konvektif sehingga mengakibatkan turunnya hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang dalam durasi waktu yang cukup lama.
Hujan lebat yang mengguyur wilayah Bolmut menyebabkan Kecamatan Sangkub, Bintauna, Bolangitang Timur dan Bolangitang Barat terendam banjir, longsor yang menutupi ruas jalan trans Sulawesi sehingga tidak ada kendaraan yang bisa melintas.*
Shearline ini, kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Carizs Kainama, Jumat, akibat massa udara yang kuat dari arah Timur Laut berbelok tepat di atas wilayah Sulawesi Utara bagian Barat yang menyebabkan terbentuknya awan-awan hujan yang aktif di sebagian besar wilayah Kabupaten Bolmut.
Kejadian hujan lebat tersebut juga dapat dilihat dari kelembaban udara yang relatif tinggi dan citra satelit yang menunjukkan terbentuknya awan konvektif dengan potensi terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat menyebabkan banjir di wilayah tersebut.
Carisz menambahkan peta streamline ketinggian 3000 feet pada tanggal 03 Maret 2020 jam 12 UTC menunjukkan terdapat pusat tekanan rendah di Samudera Hindia, sebelah Selatan Pulau Jawa dan terdapat sirkulasi udara tertutup Eddy (Edy circulation) di Samudera Pasifik, sebelah Utara Pulau Papua.
"Hal ini menyebabkan terbentuknya shearline sepanjang wilayah Kabupaten Bolmut," katanya.
Fenomena atmosfer tersebut menyebabkan pertumbuhan awan konvektif sehingga mengakibatkan turunnya hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang dalam durasi waktu yang cukup lama.
Hujan lebat yang mengguyur wilayah Bolmut menyebabkan Kecamatan Sangkub, Bintauna, Bolangitang Timur dan Bolangitang Barat terendam banjir, longsor yang menutupi ruas jalan trans Sulawesi sehingga tidak ada kendaraan yang bisa melintas.*