Manado (ANTARA) - Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada bulan Desember 2019 mencapai 10.743 orang meningkat sebesar 16,00 persen dibanding November 2019 sebanyak 9.261 orang .
"Wisman yang datang ke Sulut ini, melalui pintu masuk bandara Sam Ratulangi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dr Ateng Hartono di Manado, Selasa.
Dia mengatakan jika dibandingkan dengan Desember 2018 Kunjungan Wisman Ke Sulawesi Utara meningkat sebesar 21,46 persen.
Ateng menjelaskan jumlah Wisatawan Mancanegara Sulawesi Utara selama tahun lalu hingga Desember 2019 secara kumulatif mencapai 129.587 orang meningkat dibandingkan periode sama 2018 yaitu 122.100 Orang.
Wisatawan Mancanegara yang datang masih didominasi oleh warga China sebanyak 9.555 orang atau sebesar 88,94 persen, dari total kunjungan wisman ke Sulut.
Dia mengatakan setelah China, diikuti oleh Singapura 132 orang (1,23 persen), Amerika 120 orang (1,12 persen), Jerman 91 orang (0,85 persen), Malaysia 81 orang (0,75 persen), Philipin 68 orang (0,63 persen), Jepang 56 orang (0,52 persen), Australia 51 orang (0,47 persen), Inggris 48 orang (0,45 persen), Hongkong 39 orang (0,36 persen).
"Wisman yang datang ke Sulut ini, melalui pintu masuk bandara Sam Ratulangi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dr Ateng Hartono di Manado, Selasa.
Dia mengatakan jika dibandingkan dengan Desember 2018 Kunjungan Wisman Ke Sulawesi Utara meningkat sebesar 21,46 persen.
Ateng menjelaskan jumlah Wisatawan Mancanegara Sulawesi Utara selama tahun lalu hingga Desember 2019 secara kumulatif mencapai 129.587 orang meningkat dibandingkan periode sama 2018 yaitu 122.100 Orang.
Wisatawan Mancanegara yang datang masih didominasi oleh warga China sebanyak 9.555 orang atau sebesar 88,94 persen, dari total kunjungan wisman ke Sulut.
Dia mengatakan setelah China, diikuti oleh Singapura 132 orang (1,23 persen), Amerika 120 orang (1,12 persen), Jerman 91 orang (0,85 persen), Malaysia 81 orang (0,75 persen), Philipin 68 orang (0,63 persen), Jepang 56 orang (0,52 persen), Australia 51 orang (0,47 persen), Inggris 48 orang (0,45 persen), Hongkong 39 orang (0,36 persen).