Manado (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) memiliki angka kemiskinan terendah dibandingkan enam provinsi lainnya di Pulau Sulawesi pada September 2019, yakni sebesar 7,51 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dr Ateng Hartono di Manado Kamis mengatakan angka kemiskinan di Sulut turun 15 poin dari 7,77 persen pada Maret 2019 menjadi 7,51 persen pada September 2019.

Angka kemiskinan terendah kedua diraih Sulawesi Selatan sebesar 8,56 persen, kemudian disusul Sulawesi Barat 10,95 persen, Sulawesi Tenggara 11,04 persen, Sulawesi Tengah 13,18 persen dan angka kemiskinan tertinggi Gorontalo yakni 15,31 persen.

Dia menjelaskan pada September 2019 jumlah penduduk miskin Sulawesi Utara 188,6 ribu atau berkurang 3,1 ribu dari jumlah penduduk miskin pada Maret 2019 yang tercatat 191,7 ribu orang.

Selama kurun itu, menurut dia, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan turun 0,06 poin menjadi 4,95 persen dan di daerah perdesaan turun 0,26 poin menjadi 10,30 persen.

Menurut data BPS, selama periode Maret-September 2019, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun 0,6 ribu dari 65,49 ribu menjadi 64,90 ribu orang sementara di daerah perdesaan jumlah penduduk miskin turun 2,5 ribu dari 126,20 ribu menjadi 123,70 ribu orang.

Data BPS juga menunjukkan peran komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih tinggi dibandingkan komoditas non-makanan dengan sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada September 2019 sebesar 76,50, tidak jauh berubah dibandingkan kondisi Maret 2019 sebesar 77,09 persen.

Jenis komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, tongkol/tuna/cakalang, kue basah, dan cabe rawit.

Sedangkan komoditas non-makanan yang memengaruhi nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan meliputi perumahan, listrik, angkutan, dan bensin.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024