Manado (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Kota Manado pada 2020 masih akan dibayangi oleh harga bawang, rica (cabai) dan tomat (barito).

"Untuk 2020, target inflasi nasional akan berada pada kisaran 3,5 persen ± 1 persen (yoy)," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Arbonas Hutabarat di Manado, Selasa.

Dia mengatakan untuk Sulawesi Utara diperkirakan masih akan dibayangi oleh risiko volatilitas harga komoditas-komoditas strategis Sulawesi Utara terutama cabai rawit, bawang merah dan tomat sayur.

Menurut dia,  selama beberapa tahun terakhir ini yang selalu memicu angka inflasi Manado adalah  tomat sayur, cabai atau bawang.

Karena itu, katanya, pemerintah bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan pemangku kepentingan lainnya akan terus berupaya memantau baik produksi, distribusi dan pemasaran dari Barito tersebut.

Arbonas menjelaskan inflasi Sulawesi Utara yang secara historis relatif tinggi pada 2015-2016, saat ini menuju tren baru yang relatif lebih terkendali.

Namun demikian, katanya, perkembangan inflasi Sulut tersebut akhir-akhir ini terganggu oleh tingginya volatilitas harga komoditas pangan strategis, khususnya tomat sayur.

Relatif stabilnya inflasi Sulut bila komoditas tomat sayur dikeluarkan dari perhitungan inflasi membuktikan bahwa permintaan masyarakat Sulawesi Utara yang cenderung stabil.

Dengan tingginya andil tomat sayur dalam pembentukan inflasi Sulawesi Utara dan memperhatikan pergerakan harga-harga yang cenderung persisten seperti kenaikan harga mobil, cukai rokok, makanan jadi, pemeliharaan kendaraan serta biaya pendidikan optimis bahwa inflasi Sulawesi Utara 2019 dapat terkendali di rentang terget sasaran inflasi nasional 3,5 persen ± 1 persen (yoy).

Hal tersebut dapat bila harga tomat sayur dapat dikendalikan pada Desember 2019.

Namun, perlu diwaspadai pula risiko kenaikan harga barang dan jasa hingga akhir tahun yang terutama bersumber dari sub kelompok ikan segar, makanan jadi, sandang dan pendidikan.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024