Manado (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara membentuk satuan tugas, yang akan menangani para spekulan harga sejumlah komoditas di pasaran.

"Saat ini harga tomat di Sulut yang cenderung semakin meningkat, jangan sampai banyak spekulan yang mempermainkan harga di pasaran," kata Asisten Dua Bidang Ekonomi Sekdaprov Sulut Praseno Hadi di Manado, Sulut, Selasa.

Dia mengatakan ada satgas yang dibentuk untuk mengatasi permainan harga di pasaran.

"Jadi kami mengingatkan bagi para spekulan, untuk berhenti melakukan spekulasi harga yang hanya menguntungkan pihak tertentu tapi merugikan petani dan masyarakat,” tegas Hadi.

Hadi yang juga menjabat sebagai Sekretaris Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) memastikan fokus utama TPID saat ini adalah untuk menstabilkan kembali harga tomat sayur dan bahan makanan lain di pasaran menjelang Natal dan Tahun Baru.

“Kami rutin melakukan operasi pasar sepanjang Desember ini. Intinya, kami ingin memastikan ketersediaan bahan makanan mencukupi dan harganya juga normal. Tujuannya supaya inflasi di Sulut pada Desember ini bisa ditekan,” jelasnya.

Kepala Perwakilan BI Sulut Arbonas Hutabarat menekankan operasi pasar yang dilakukan lebih memfokuskan pada penjualan tomat sayur, yang merupakan komoditas penyumbang inflasi terbesar pada November kemarin.

Dia menyebutkan harga tomat sayur yang dijual seyogyanya berkisar Rp6.000 sampai Rp8.000 per kilogram (kg), agar tidak terlalu merugikan petani.

“Yang normal harganya Rp4.000 sampai Rp6.000 per kg. Tapi karena sekarang ini bulan Desember, petani pun ingin merasakan keuntungan lebih dari biasanya. Sehingga tomat yang dijual dalam operasi pasar berada di sekitar Rp8 ribu per kg,” sebut Arbonas.

Arbonas optimistis jika harga tomat sayur bisa dikendalikan, maka inflasi Desember akan turun.

“Kuncinya ada di tomat sayur. Jika harganya bisa normal, maka inflasi bisa dicegah,” tegasnya.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024