Minahasa, Sulut (ANTARA) -
Jambore Pemuda Indonesia (JPI) 2019, yang dilaksanakan di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), turut menjadi ajang interaksi budaya dari 34 provinsi.
Menurut Jaklin Ginuni, peserta asal Papua Barat, dari kegiatan tersebut ia bersama rekan-rekannya bisa mengenal budaya dari seluruh Indonesia.
"Dari JPI kami bisa mengenal budaya dari semua provinsi di Indonesia. Bukan hanya mendapatkan teman-teman saja, tapi kami juga bisa mengenal budaya mereka," kata Jaklin.
Jaklin juga mengungkapkan, dari kegiatan tersebut ia merasa bangga sebagai pemuda Indonesia, mempunyai teman yang berasal dari berbagai suku/
"Ternyata dengan berbagai latar belakang perbedaan, kita bisa satu. Dan kami sebagai pemuda mempunyai tanggung jawab merawat persatuan yang sudah ada," katanya.
Lebih lanjut, khusus pentas seni dan budaya, kontingen dari Papua Barat akan menampilkan tarian perang Mambri.
Hal yang sama juga diungkapkan Paryadi, salah satu anggota kontingen dari Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Kami sangat senang dengan kegiatan ini. Karena karena sangat terasa sekali interaksi budayanya. Baik itu dengan budaya asal teman kami sesama peserta, sekaligus juga budaya lokal di Minahasa," kata mahasiswa semester lima, di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta ini.
Ia mengungkapkan kekagumannya dengan kondisi di Minahasa yang menurutnya masih asri, dan terawat lingkungannya.
Sementara itu, khusus untuk Daerah Istimewa Yogyakarta akan menampilkan tarian tradisional Jatilan Angguk.
Pada agenda hari ketiga, ratusan peserta JPI melakukan perjalan wisata mengelilingi Kabupaten Minahasa, dan Kota Tomohon.
Mereka juga singgah ke objek wisata Bukit Kasih yang merupakan simbol kerukunan antar umat beragama di Provinsi Sulut.***2***
 

Pewarta : Arthur Ignasius Karinda
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024