Manado (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Utara terus meningkatkan kinerja ekspor ke Filipina seiring dengan semakin terbukanya prospek perdagangan antara kedua negara.

"Setelah penerbangan langsung antara Sulut dan Filipina dibuka, serta jalur perdagangan ke Pelabuhan Bitung maka siap dimanfaatkan para eksportir dari Sulut," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Jenny Karouw di Manado, Kamis.

Peluang perdagangan antara Indonesia dan Filipina dibahas dalam diskusi bertajuk “North Sulawesi-Mindanao Business Networking Session” di Manado, yang dihadiri sekitar 70 pelaku usaha asal Bumi Nyiur Melambai dan 49 orang pebisnis dari Mindanao.

Jenny Karouw menilai Mindanao adalah tujuan ekspor yang potensial. Pasalnya, wilayah itu memiliki jumlah penduduk dan luas wilayah yang lebih besar dibandingkan dengan Sulut.

“Banyak permintaan yang masih mereka minta dari luar daerah,” jelas Jenny.

Sejumlah komoditas asal Sulut, sudah rutin diekspor ke Mindanao seperti hasil perikanan dan turunan kelapa serta hasil perkebunan lainnya.

"Beberapa produk yang dikapalkan ke pulau terbesar kedua di Filipina itu di antaranya jagung dan kopra," katanya.

Dia mengatakan produk Sulut dan Mindanao memiliki sejumlah kesamaan. Namun, para pelaku usaha dari wilayah itu masih mencari tambahan pasokan dari luar.

“Meski mereka punya beberapa komoditas yang sama tetapi barang-barang seperti kakao dan kopi dari Sulut juga dicari. Jadi, itu yang akan kami tawarkan kepada mereka termasuk hasil pertambangan,” sebut Jenny.

Disperindag Sulut mencatat ekspor kopra ke Mindanao tercatat bernilai 2,77 juta dolar AS per semester I/2019. Produk lain yang juga tercatat dikapalkan ke Filipina dari Sulut yakni ikan segar, dengan nilai ekspor sebesar 76.164,22 dolar AS per semester I/2019.

 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024