Manado (ANTARA) - Wakil Gubernur Steven Kandouw mengajak warga Sulawesi Utara (Sulut) yang tersebar di seluruh belahan dunia atau disebut diaspora, tetap menjaga kebersamaan.

"Jumlah penduduk Sulut saat ini sebanyak 2,6 juta orang, tidak termasuk diaspora yang berjumlah sekitar satu juta orang sehingga bila ditotalkan tidak mencapai sedikitnya dua persen dari seluruh penduduk Indonesia saat ini sekitar 260 juta orang," sebut Wagub Steven seperti dikutip Kepala Bagian Humas Pemprov Sulut Christian Iroth di Manado, Jumat.

Pada Rakernas dan Jambore Kerukunan Keluarga Sulawesi Utara Seluruh Indonesia (K2SI) di Malang, Wagub berharap soliditas dan saling membantu.

Jumlah penduduk yang hampir dua persen dari penduduk Indonesia saat ini memberi pencerahan "torang cuma sadiki skali , kong nyanda kompak, baku iri, dengki, baku veto" (kita hanya sedikit, tidak kompak, saling iri, dengki, saling bertengkar) apa jadinya? sebut Wagub, seperti disampaikan humas.

"Mari tetap membangun kebersamaan, jaga soliditas," ajak Wagub.

Wagub Sulut juga menyentil peran tokoh asal Sulut yang mewarnai sejarah Indonesia pada konferensi meja bundar, di mana saat itu memiliki tiga delegasi dengan keinginan berbeda.

Namun, akhirnya di suatu momen perayaan Natal semua bertemu dan dengan campur tangan Roh Kudus, akhirnya tahun 1949 sepakat menjadi NKRI.

"Jadi tidak ada lagi macam-macam, hanya ada NKRI," ujarnya.

Kerusuhan di Wamena yang terjadi beberapa waktu lalu juga disebut politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang sebelum menjabat Wagub pernah menjadi Ketua DPRD Sulut.

Gubernur Olly Dondokambey, kata dia, sangat memperhatikan warga Sulut yang berdomisili di Wamena dengan memberikan berbagai bantuan yang diperlukan.

"Mari K2SI kondisikan semangat baku bantu (saling membantu) di segala bidang dan stakeholder. Baik pendidikan, pariwisata, pedagang, ASN dan sebagainya. Kita harapkan paguyuban-paguyuban Sulut bisa melakukan penetrasi – penetrasi seperti ini," ujar Kandouw. ***3***


Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024