Manado (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw mengatakan, informasi geospasial penting dalam perencanaan pembangunan daerah kendati ada hambatan dengan geospasial sendiri.

"Selama saya menjabat sebagai Wakil Gubernur Sulut banyak sekali hambatan dan masalah yang saya temui terkait geospasial ini. Saya baca-baca memang ternyata di Indonesia sendiri regulasinya belum lama, baru sejak zaman Pak Presiden SBY," kata Kandouw di Manado, Jumat.

Geospasial adalah semua informasi dan berbagai jenis data mengenai kenampakan bumi dan informasi tersebut biasa dikenal dengan istilah Informasi Geospasial.

Ada berbagai macam Informasi Geospasial antara lain peta dasar yang meliputi peta tematik datar, peta tutupan lahan, peta risiko bencana, peta zonasi wilayah, dan peta sosial-ekonomi.

"Padahal dulu waktu sekolah di Amerika itu, dari yang masih anak-anak semua selalu bicara tiap hari soal cuaca dan faham akan peta, jadi semua benar-benar memahami apa itu geospasial yang sebenarnya," ujarnya.

Kandouw mengatakan, masih banyak kalangan masyarakat yang belum mengerti soal geospasial dan definisinya, masih jauh panggang dari api.

Wagub menyontohkan, Sulut sendiri telah lama memiliki semangat dan komitmen tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), tapi dirinya mengakui baru sejak ditetapkan pada beberapa waktu lalu barulah dirinya berani bicara.

"Semangat dan komitmen soal KEK itu sudah sejak lama, tapi baru sejak ditetapkan baru saya mau ngomong, ternyata waktu itu ada kendala soal pemahaman geospasial ini," katanya.

Sebelum ditetapkan, kata dia, di daerah KEK dulunya ada wilayah sebaran ranjau yang tertanam sejak zaman perang dunia kedua, itu diketahui melalui geospasial.

Wagub berharap seluruh elemen pemerintah kabupaten dan kota dapat ditindaklanjuti dengan pelatihan rutin geospasial bagi jajaran pemerintah daerah.

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024