Manado (ANTARA) - Penurunan harga tomat sayur di sentra perdagangan pada bulan September 2019 memicu Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut)  deflasi sebesar 1,03 persen.

"Penyumbang deflasi terbesar di Kota Manado pada bulan September 2019 yaitu tomat sayur sebesar 1,0223 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Ateng Hartono di Manado, Selasa.

Dia mengatakan selain tomat sayur yang berikan  andil dalam deflasi kemudian bawang merah sebesar 0,1151 persen, cakalang/sisik sebesar 0,0944 persen, biji nangka/kuniran sebesar 0,0351 persen, anggur sebesar 0,0281 persen, emas perhiasan sebesar 0,0218 persen.

Kemudian, katanya, tindarung sebesar 0,0206 persen, daging ayam ras sebesar 0,0172 persen, bawang putih sebesar 0,0147 persen, dan selar/tude sebesar 0,009 persen.

Komoditas yang memberikan sumbangan/andil inflasi terbesar adalah cabai rawit sebesar 0,1377 persen, lemon sebesar 0,039 persen, minuman ringan sebesar 0,0239 persen, buncis sebesar 0,0228 persen, daun bawang sebesar 0,019 persen, jeruk sebesar 0,0132 persen, sawi hijau sebesar 0,0125 persen, pisang sebesar 0,0107 persen, jeruk nipis/limau sebesar 0,0106 persen dan cakalang asap sebesar 0,0093 persen.

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan September 2019 secara umum mengalami penurunan. Kota Manado mengalami deflasi sebesar 1,03 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 136,25 pada bulan Agustus 2019 menjadi 134,84 di bulan September 2019.

Perkembangan inflasi Kota Manado sampai dengan bulan September 2019 (inflasi tahun kalender) sebesar 0,90 persen, sedangkan inflasi “year on year” yaitu sebesar 3,63 persen.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024