Ambon (ANTARA) - PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara melalui program PLN Peduli memberikan bantuan kepada para korban bencana gempa di Kota Ambon dan sekitarnya.

Bantuan tersebut diserahkan oleh General Manager PLN UIW Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) Romantika Dwi Juni Putra kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Farida Salampessy di Ambon, Senin.

"Bantuan ini merupakan wujud tanggung jawab sosial kami untuk membantu sesama guna meringankan beban para korban bencana gempa di Ambon dan sekitarnya, di samping kami juga berupaya memulihkan kembali sistem kelistrikan pasca gempa", kata Romantika Dwi Juni Putra.

Ia mengatakan, bantuan yang diberikan yakni berupa selimut, bahan sembako, air mineral dan terpal.

"Total bantuan yang diberikan senilai Rp75 juta, diharapkan dapat membantu masyarakat yang terkena bencana gempa bumi, terutama yang tinggal di lokasi pengungsian," katanya.

Kepala BPBD Provinsi Maluku Farida Salampessy, menyampaikan ungkapan terima kasih kepada PLN yang telah turut memberikan bantuan kepada para korban bencana gempa ini.

"Bantuan ini akan segera kami salurkan kepada para pengungsi dan juga korban gempa," ujarnya.

Selain PLN peduli, yayasan bBaitul Mal (YBM) PLN juga memberikan bantuan bagi tiga desa yang terdampak gempa di Ambon, yakni Desa Liang, Desa Tial dan Desa Tenga-Tenga.

Bantuan ini akan diserahkan ke dusun-dusun yang terletak di sekitar tiga desa tersebut.

Bantuan yang diberikan yakni total senilai Rp120 juta dengan bantuan berupa sembako dan perlengkapan dapur.

Disamping memberikan, PLN juga telah berhasil memulihkan 100 persen sistem kelistrikan di Ambon.

"Kini seluruh sistem kelistrikan di Ambon telah kembali pulih, dimana sebelumnya Kamis (27/9) masih menyisakan wilayah padam di Hirnala hingga Negeri Liang. Kami ucapkan terimakasih atas dukungan masyarakat kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan pekerjaan ini," kata Romantika.

Sedangkan untuk pulau Haruku, saat ini wilayah yang masih terdampak padam yakni Desa Haruku dan Desa Oma.

Hal ini diakibatkan kendala dalam transportasi pengiriman material untuk mengganti material yang rusak ke lokasi, akibat kapal yang tidak beroperasi sehingga diestimasikan perbaikan dapat dilaksanakan pada hari Senin (30/9).

Pewarta : Penina Fiolana Mayaut
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024