Tomohon (ANTARA) - Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut) mengoleksi sebanyak 27 kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terdistribusi di 21 titik hingga Oktober 2019.

"Kami berharap rapat koordinasi Karhutla yang mengikutsertakan para pihak ini menjadi langkah tepat upaya pencegahan dan pengendalian," sebut Wali Kota Jimmy F Eman di Tomohon, Jumat.

Wali Kota mengatakan, sebagaimana arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ada beberapa langkah pengendalian karhutla.

"Deteksi dini harus terus dilakukan, jangan sampai sudah terjadi kebakaran besar baru mencari solusi, tanggap apabila menemukan titik api kecil dan tidak meremehkan adanya titik panas," ujarnya.

Selanjutnya, upaya penegakan hukum terhadap para pelaku Karhutla harus dilakukan tegas tanpa pandang bulu baik perdata maupun pidana serta sesegera mungkin melakukan pemadaman api.

"Prediksi cuaca dari BMKG pada Maret 2019 puncak musim kemarau pada bulan September, namun pada minggu ini telah turun hujan, kita berharap akan terus bertahap sehingga mengurangi kekeringan dan resiko-resiko yang tidak kita inginkan," harap Wali Kota.

Politisi Partai Golkar itu berharap masyarakat mengecek kembali kondisi kelistrikan serta sumber percikan api ketika hendak meninggalkan rumah.

Para petani pun diharapkan tidak membuat api/membakar lahan dan kalaupun melakukannya memastikan api telah benar-benar padam ketika meninggalkan lokasi serta tidak membuang puntung rokok sembarangan.

Wali Kota menjelaskan, pemerintah kota telah menyiapkan beberapa langkah pencegahan Karhutla yaitu menyusun SOP penanggulangan bencana, melaksanakan rakor jajaran Pemkot bersama TNI, Polri dan organisasi masyarakat terkait.

Selanjutnya, melaksanakan sosialisasi pencegahan, pembentukan satgas penanggulangan, pembentukan posko siaga Karhutla serta penyiapan logistik dan peralatan.

"Mari kita sama-sama mencegah dan mengatasi bencana Karhutla sesuai peran dan fungsi masing-masing," ajak Wali Kota.

Pewarta : Karel Alexander Polakitan

Copyright © ANTARA 2024