Manado (ANTARA) - Kegiatan Pasar lelang Komoditi Agro (PLKA) ke-8 di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tahun ini, mampu menghasilkan transaksi sebesar Rp1,36 miliar.

Kepala Bidang Perdagangan dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Ronny Erungan di Manado, Kamis mengatakan, dari transaksi yang tercipta saat ini, paling besar yakni komoditas jagung sebanyak 250 ton dengan harga satuan Rp4.000 per kg, sehingga hasilnya mencapai Rp1 miliar. 

Kemudian kelapa biji yang dihargai sebesar Rp3.500 per kg, dengan nilai Rp350 juta, diikuti aneka makanan ringan produksi industri rumah tangga.

Untuk keripik pisang mampu ditransaksikan sebesar Rp1,7 juta, stik bawang Rp1,3 juta, aneka stik lainnya Rp1,09 juta, juga ada stik bawang lainnya sebesar Rp6,2 juta.

Dia mengatakan semakin banyak peserta yang ikut dalam PLKA tersebut, akan semakin baik karena akan terjadi transaksi komoditas produk petani.

Dia mengatakan ajang PLKA dimaksudkan untuk mempertemukan secara langsung petani dan pembeli sehingga bisa memutuskan mata rantai perdagangan yang panjang.

Jika petani dan pembeli bisa bertemu langsung, harga akan semakin baik dan tentunya menguntungkan petani.

Menurut dia, PLKA Sulut akan direvitalisasi, pengelolaanya akan diserahkan kepada pihak swasta, sedangkan pemerintah nantinya hanya bertindak sebagai fasilitator untuk melakukan pembinaan.

Dia berharap wadah ini menjadi alternatif pemasaran yang menguntungkan petani dan produsen komoditas unggulan selaku penjual, serta pelaku usaha dan kalangan industri sebagai pembeli.

"PLKA ini diharapkan mampu menjadi tempat pertemuan antara petani dan pembeli secara langsung, sehingga petani akan mendapat nilai tambah yang lebih besar," katanya.

Komoditas yang di pasar lelang biasanya seperti arang tempurung, beras, cengkih, dodol salak, gabah kering panen, gula aren, ikan payangka, ikan betutu, ikan nila, jagung, kacang disko, lemon, telur itik, dan tomat.

Pewarta : Jerusalem Mendalora

Copyright © ANTARA 2024