Talaud (ANTARA) - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami (BMKG), Rahmat Triyono mengatakan, belum ada informasi dampak kerusakan pascagempa barat laut Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami dan belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock)," sebut Triyono dalam rilis yang dibagikan BMKG melalui grup percakapan BMKG, PVMBG dan pemangku kepentingan terkait di Manado, Rabu.

Kira-kira pukul 14.01.03 WIB wilayah Sulawesi Utara diguncang gempa tektonik dengan magnitudo 5,6 dengan episenter pada koordinat 5.44 LU dan 126.54 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 160 kilometer arah barat laut Kota Melonguane, kedalaman 20 kilometer.

Apabila memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Filipina dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Guncangan gempa bumi ini dirasakan di Pulau Miangas II - III MMI, di mana getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang, dirasakan nyata dalam rumah, dan seperti truk berlalu.

"Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta menghindari bangunan retak atau rusak," ajaknya.

Masyarakat juga diharapkan memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali kedalam rumah.

"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," ujarnya.

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024