Manado (ANTARA) - Harga cabai rawit di sentra perdagangan Kota Manado, Sulawesi Utara, mengalami peningkatan sebesar 23,61 persen, Selasa.

"Saat ini harga cabai kembali naik menjadi Rp45 ribu per kg dari sebelumnya hanya Rp36 ribu per kg," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Jenny Karouw di Manado, Selasa.

Jenny mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan dan pengawasan baik di pedagang pengumpul, distributor, dan daerah sentra produksi.

Dia mengatakan lonjakan harga cabai rawit terjadi karena stok terus menurun, karena pasokan dari daerah sentra produksi tersendat.

Oleh karena itu, Disperindag Sulawesi Utara terus melakukan koordinasi dengan 15 kabupaten kota sehingga bisa melakukan pemantauan dengan cepat.

"Jika ada tanda kekosongan semua kabupaten akan saling bantu pasok, namun tetap juga melakukan permintaan ke daerah sentra seperti Gorontalo dan Minahasa," katanya.

Bank Indonesia (BI) bersama dengan Tim Pengendali Inflasi daerah (TPID) terus berkoordinasi dalam mengantisipasi lonjakan harga cabai rawit yang naik cukup tinggi.

"Kami terus melakukan rapat dan pertemuan, agar lonjakan harga cabai ini tidak terus-terusan terjadi," kata Kepala BI Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Arbonas Hutabarat.

Arbonas mengatakan sejak awal puasa harga cabai rawit langsung bergerak naik cukup cepat, sehingga langkah antisipasinya juga harus cepat.

"Kami berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam hal ini Gubernur Sulut Olly Dondokambey, terkait langkah antisipasi yang harus segera dilakukan, jangan sampai dampaknya ke inflasi sangat besar," ujarnya.

 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024