Manado (ANTARA) - Perum LKBN Antara memberikan pelatihan jurnalistik kepada peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2019, untuk menjadi bekal mereka dalam menulis diary di akhir kegiatan tersebut.

"Peserta SMN 2019 asal Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sebanyak 23 siswa-siswa akan berangkat ke Semarang, Jawa Tengah, begitu pula sebaliknya," kata Kepala Perum LKBN Antara Biro Sulut Guido Merung di Manado, Senin.

Dia mengatakan sebelum ke Semarang, akan dibekali bagaimana menulis yang baik dan yang terpenting suka dibaca oleh masyarakat.

Memang harus diakui, untuk memulai satu tulisan, memang agak sulit, namun harus dikeluarkan apa yang dilihat, didengar dan dirasa, sehingga tulisan itu bisa jadi.

Pelatihan jurnalistik seperti ini penting dilakukan untuk memberikan pemahaman dasar kepada para siswa SMN yang nantinya akan menulis sebuah cerita selama kegiatan berlangsung, bahkan bisa dikatakan menjadi pengetahuan dasar bila ingin serius belajar tentang jurnalistik.

Dia mengatakan, menjadi seorang jurnalis saat ini tidak lagi milik disiplin ilmu tertentu, tetapi semua bidang ilmu.

"Kalau dulu yang jadi wartawan itu dari lulusan publikasi atau sospol. Tapi sekarang ini tidak lagi, dari beragam bidang ilmu, bisa jadi wartawan. Nah tinggal sekarang ini bagaimana menekuninya dengan tidak keluar dari kaidah-kaidah jurnalistik," ujarnya.

Namun, katanya, menjadi seorang jurnalis atau wartawan selain diatur dengan aturan, juga dibentengi dengan kode etik manakala melakukan tugas-tugas jurnalistik.

"Ada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, baru kemudian ada yang namanya kode etik. Jurnalis juga ada kode etik yang mengaturnya. Ini yang akan memayungi sekaligus memberikan sikap arif bagi jurnalis melakukan tugas peliputan," ujarnya.

Terkait dengan kode etik wartawan senior ini mengurai tentang beberapa kode etik yang tidak bisa dilanggar di antaranya, wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Selanjutnya, wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik yang dapat diartikan menunjukkan identitas diri kepada narasumber, menghormati hak privasi orang lain atau tidak menghasilkan karya jurnalistik dengan cara merekayasa. 

Dia mengatakan kali ini yang menjadi PIC dari Program SMN 2019 di Provinsi Sulut yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA),  penanggungjawab BHUN Provinsi Sulawesi Utara, beserta Co-PIC yakni PT Nindya Karya (Persero) (Nindya), PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) (BKI) dan Perum DAMRI, bekerja sama dengan Dikda Sulut melaksanakan kegiatan seleksi untuk menjaring siswa/i berprestasi dari seluruh SMU/SMK se-Sulawesi Utara.

Kegiatan SMN 2019 ini akan berlangsung selama delapan hari, peserta dari Sulut akan ke Jawa Tengah, dan sebaliknya. "Semoga kegiatan ini berjalan dengan baik dan memberikan dampak cukup besar pada peserta," jelasnya.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024