Manado (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (kadin) mendorong revolusi industri berbasis digital di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), karena sudah menjadi tuntutan zaman.

Wakil Ketua Kadin Sulut Ivanry Matu mengatakan perkembangan teknologi informasi saat ini bergerak begitu cepatnya, sebagian besar hidup dan beraktifitas dengan teknologi dan internet.

"Mau tidak mau atau suka tidak suka kita berada di era revolusi digital karena itu “be prepare”, belum lagi kita akan masuk nanti di era 5.0 yang semuanya akan bergerak lebih cepat," kata Ivanry di Manado, Rabu.

Dia mengatakan di era 5.0, platform digital dan virtual akan menjadi bagian penting dalam ekosistem dunia usaha baik skala kecil, menengah apalagi usaha besar.

Karena itu, perlu mempersiapkan beberapa hal, pertama, bagaimana melihat perubahan ini dengan positif dan pikiran terbuka tanpa berbantah dan jangan terperangkap pada kehebatan dan kebesaran masa lalu.

Harus dipahami bahwa dunia berubah dan jika tidak mengikuti maka akan punah dalam bisnis, banyak contoh perusahan besar tumbang dikalahkan pendatang baru (start up).

Kedua adalah, melihat "big data" adalah “tambang emas”, karena dengan data base, akan bisa dengan tepat menentukan target market dan model bisnis sesuai kebutuhan pelanggan.

Ketiga adalah, kolaborasi menjadi penting, dalam bisnis masa kini model sharing platform yang digagas oleh para start up dengan valuasi yang besar adalah bisnis dengan melibatkan lebih dari 1 orang yang expert dan kompeten, bisnis yang melibatkan banyak teman dalam memberdayakan sumber daya (ide dan modal)

Keempat adalah, bisnis terintegrasi, harus juga dipahami bahwa meskipun dunia bisnis online merajalela tetapi sebagai mahluk sosial manusia butuh relaksasi dan interaksi.

Karena itu, model bisnis dengan menggabungkan offline dan online menjadi penting untuk terus dikreasikan dengan ide-ide kreatif membuat destinasi yang memberikan pengalaman bagi customer karena saat ini eranya “showing eksis“ di medsos (instagram, facebook, twitter, dll).

"Kita melihat lebih banyak orang menabung bukan untuk beli TV, Kulkas atau peralatan dapur, tetapi untuk berwisata ke Kaisanti Tomohon, atau ke Bali, Lombok dan gunung Bromo bahkan ke Eropa dan Amerika juga makan di RM Ocean27 atau restoran mewah hanya untuk bisa foto dan posting di medsos agar kelihatan eksis," jelasnya.

Kelima adalah, membangun industri berbasis digital dengan tidak melupakan konsep human entrepreneurship, Bahwa tenaga robotik dan artifisial intelegensia mungkin akan kita jumpai menggantikan tenaga-tenaga manusia.

"Tetapi kita tetap harus melihat bahwa SDM adalah aset bisnis yang harus disejahterakan baik moril dan harapan-harapannya, para pekerja di bidang layanan (swasta/pemerintah/akademis/profesi) butuh SDM yang handal karena itu pembenahan SDM secara manusiawi (timbal-balik) tetap menjadi keniscayaan," katanya.

Aksi dan momentum adalah segalanya, meskipun kaya ide dan modal tapi itu dipakukan bukan pada waktu yang tepat maka peluangnya kecil, banyak usaha yang tampak sederhana dirintis berkali-kali hingga akhirnya meledak karena moment tepat, apalagi jika dipadukan dengan strategi marketing yang jitu maka hasilnya akan lebih baik.

"Akhirnya jangan menunggu sukses untuk bersedekah, lakukan itu kapan pun dan dimanapun selagi anda mampu dan ikhlas," jelasnya.



 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024