Manado (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada Agustus 2019 akan semakin moderat.
"Diperkirakan semakin moderat seiring terjadinya normalisasi harga beberapa komoditas," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Arbonas Hutabarat di Manado, Jumat.
Namun demikian, katanya, tetap perlu diwaspadai ketersediaan pasokan komoditas utama, mengingat adanya potensi cuaca yang kurang baik sehingga mengurangi pasokan beberapa komoditas yang berpotensi memberikan tekanan pada inflasi Sulawesi Utara seperti Cabai Rawit, Ikan Cakalang dan Ikan Tindarung.
Mulai meningkatnya tekanan inflasi komoditas beras, katanya, yang merupakan makanan pokok masyarakat Sulawesi Utara juga perlu diberikan perhatian lebih melalui Operasi Pasar Cadangan Beras Pemerintah (CBP) bersama Bulog dalam rangka Kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) agar tidak menimbulkan efek kepada peningkatan komoditas-komoditas turunan lainnya dikemudian hari.
Dia menjelaskan upaya pengendalian inflasi Sulut akan terus dilakukan oleh Bank Indonesia bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), baik di tingkat Provinsi maupun Kab/Kota se-Sulut.
Mengacu pada Roadmap TPID Sulut yang sudah disahkan oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey, selaku Ketua TPID Provinsi Sulut serta mengacu pada prinsip 4 K yakni Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, Komunikasi Efektif.
Ia mengatakan pengendalian harga melalui penguatan koordinasi dan upaya bersama lainnya dilakukan untuk, menjaga ketersediaan pasokan melalui pelaksanaan operasi pasar dan pasar murah khususnya komoditas strategis, menjaga keterjangkauan harga dan memastikan kelancaran distribusi melalui sidak pasar secara reguler.
Serta pencanangan penanaman barito (Bawang, Rica, dan Tomat) yang bekerja sama dengan beberapa elemen masyarakat yang dimulai pada bulan Juli 2019 serta (iii) pengelolaan ekspektasi masyarakat dengan perluasan akses informasi harga dan pasokan di pasar.
"Diperkirakan semakin moderat seiring terjadinya normalisasi harga beberapa komoditas," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Arbonas Hutabarat di Manado, Jumat.
Namun demikian, katanya, tetap perlu diwaspadai ketersediaan pasokan komoditas utama, mengingat adanya potensi cuaca yang kurang baik sehingga mengurangi pasokan beberapa komoditas yang berpotensi memberikan tekanan pada inflasi Sulawesi Utara seperti Cabai Rawit, Ikan Cakalang dan Ikan Tindarung.
Mulai meningkatnya tekanan inflasi komoditas beras, katanya, yang merupakan makanan pokok masyarakat Sulawesi Utara juga perlu diberikan perhatian lebih melalui Operasi Pasar Cadangan Beras Pemerintah (CBP) bersama Bulog dalam rangka Kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) agar tidak menimbulkan efek kepada peningkatan komoditas-komoditas turunan lainnya dikemudian hari.
Dia menjelaskan upaya pengendalian inflasi Sulut akan terus dilakukan oleh Bank Indonesia bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), baik di tingkat Provinsi maupun Kab/Kota se-Sulut.
Mengacu pada Roadmap TPID Sulut yang sudah disahkan oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey, selaku Ketua TPID Provinsi Sulut serta mengacu pada prinsip 4 K yakni Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, Komunikasi Efektif.
Ia mengatakan pengendalian harga melalui penguatan koordinasi dan upaya bersama lainnya dilakukan untuk, menjaga ketersediaan pasokan melalui pelaksanaan operasi pasar dan pasar murah khususnya komoditas strategis, menjaga keterjangkauan harga dan memastikan kelancaran distribusi melalui sidak pasar secara reguler.
Serta pencanangan penanaman barito (Bawang, Rica, dan Tomat) yang bekerja sama dengan beberapa elemen masyarakat yang dimulai pada bulan Juli 2019 serta (iii) pengelolaan ekspektasi masyarakat dengan perluasan akses informasi harga dan pasokan di pasar.