Manado (ANTARA) - Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami penurunan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dr Ateng Hartono mengatakan indeks kedalaman kemiskinan menggambarkan ketimpangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

"Selama periode September 2018 – Maret 2019, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Sulawesi Utara mengalami penurunan," jelas Ateng di Manado, Selasa.

Ateng mengatakan indeks Kedalaman Kemiskinan pada September 2018 adalah 1,312 dan pada Maret 2019 turun menjadi 1,175.

Kemudian, katanya, Indeks Keparahan Kemiskinan pada periode yang sama juga mengalami penurunan dari 0,301 menjadi 0,250.

Untuk periode Maret 2018-Maret 2019, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga sama-sama mengalami penurunan.

Selama periode September 2018 – Maret 2019, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di perdesaan mengalami penurunan.

"Hal ini berarti rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perdesaan cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin makin kecil," jelasnya.

Sementara itu di daerah perkotaan nilai P1 dan P2 cenderung mengalami kenaikan. Hal ini berarti rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perkotaan cenderung makin menjauhi garis kemiskinan dan ketimpangan di antara penduduk miskin makin besar.

Apabila dibandingkan antara daerah perkotaan dan perdesaan, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan lebih tinggi daripada di daerah perkotaan.

Pada Maret 2019, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk daerah perdesaan dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan P1 daerah perkotaan.

Pewarta : Jerusalem Mendalora
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024