Manado (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara Drs Sugiyatna MM optimistis upaya mengendalikan angka kelahiran dapat menyokong sektor pariwisata.

"Dampak populasi penduduk yang tidak bisa dikendalikan di antaranya dapat menyebabkan munculnya kerawanan sosial, banyak pengangguran, serta situasi dan kondisi yang tidak kondusif," sebut Sugiyatna di Manado, Senin.

Menurut dia, indikator seperti tingginya angka kriminalitas yang menyebabkan situasi daerah tidak kondusif dapat mempengaruhi sektor pariwisata yang saat ini menjadi andalan pemerintah provinsi.

"BKKBN dengan bidang kerja yang melekat akan ikut membantu upaya pemerintah provinsi menggenjot sektor pariwisata. Paling tidak berupaya membantu agar angka kelahiran tidak naik melainkan terus menurun," ujarnya.

Angka kelahiran yang terus dikendalikan semakin membuka peluang masyarakat yang masuk usia produktif terserap lapangan kerja.

"Semakin banyak masyarakat terserap lapangan kerja akan berimbas pada penurunan angka pengangguran, sementara di sisi lainnya kesejahteraan ikut meningkat pula," katanya.

Upaya yang dilakukan BKKBN saat ini untuk mengendalikan angka kelahiran yaitu dengan menyediakan alat kontrasepsi di semua fasilitas kesehatan.

Selain itu, terus melakukan promosi atau kampanye dua anak cukup.

Menurut Sugiyatna, angka fertilitas total di provinsi ujung utara Sulawesi itu sebesar 2,2 anak per wanita usia subur.

Bahkan secara nasional, dengan angka kelahiran total sebesar itu, menempatkan Sulut di urutan keenam setelah Jawa Timur, Bali, Kepulauan Riau, DKI Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
 

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024