Manado (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terus berupaya menjaga harga cengkih di saat panen raya kali ini, agar menguntungkan petani di daerah tersebut.

"Harus diakui di saat panen raya pasti produksi akan meningkat, sehingga harga ikut turun, karena cengkih merupakan barang bebas yang mengikuti pasar dunia," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Jenny Karouw di Manado, Selasa.

Namun, kata Jenny Pemerintah Sulut tidak tinggal diam, dalam hal ini Gubernur Sulut Olly Dondokambey terus mencari cara agar harga cengkih di Sulut tidak anjlok saat produksi melimpah.

"Pemerintah terus mencari terobosan sehingga harga cengkih Sulut dijual dengan harga yang wajar dan menguntungkan petani," jelasnya.

Pemerintah Sulut, katanya, menjalin kerja sama dengan PT Djarum Kudus akan siap membeli cengkih Sulut dengan harga Rp85 ribu per kilogram, dan memiliki kadar air 13 persen.

"Kami tahu komoditas cengkih Sulut memiliki ciri khas dan kualitas yang berbeda dengan cengkih di daerah lain," katanya.

Sehingga, katanya, sejumlah perusahaan rokok wajib menambahkan komoditas cengkih asal Sulut dalam setiap produknya, karena memiliki kekhasan tersendiri.

Kesediaan PT Djarum menyerap sebagian besar komoditi yang sering disebut ’emas cokelat’ ini dengan harga layak dapat dimanfaatkan oleh petani di Sulut.

"Dengan hitungan tersebut diharapkan petani bisa memperoleh untung yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” katanya.

Adapun kedatangan PT Djarum dan pabrikan lainnya merupakan upaya Gubernur Olly Dondokambey untuk mengintervensi harga cengkih yang turun.

Saat ini kebutuhan cengkih secara nasional ada sebesar 120.000 ton. Sedangkan luasan lahan cengkeh yang ada di Sulut sekira 50.000 hektare.

Harga cengkih di sentra perdagangan Kota manado dan sekitarnya dikisaran Rp74.500 per kg, harga ini turun cukup tajam dibandingkan sesi perdagangan beberapa waktu lalu dari Rp200 ribu per kg turun lagi menjadi Rp100 ribu per kg.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024