Manado (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Arbonas Hutabarat mengatakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) selama ini mampu menstabilkan inflasi Kota Manado.
"Kehadiran TPID telah memberikan dampak penurunan angka inflasi di Kota Manado yang cukup signifikan," kata Arbonas di Manado, Senin.
Arbonas mengatakan inflasi Manado pada tahun 2001 hingga 2010 tercatat sangat tinggi, yakni secara rata-rata berada di angka 8,65 persen (yoy). Namun sejak kehadiran TPID sejak tahun 2010, inflasi ibu kota provinsi turun hampir setengahnya yakni 4,59 persen (yoy).
"Hal ini membuktikan kehadiran TPID mampu menstabilkan inflasi Manado," kata Arbonas.
Dia menjelaskan terkendalinya laju inflasi Manado tidak terlepas kerja keras Pemerintah Provinsi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah.
Tahun ini, katanya, berbagai upaya pengendalian inflasi telah dilakukan TPID untuk memastikan pergerakan harga tetap stabil.
Koordinasi TPID dalam rangka menyusun strategi pengendalian harga, operasi pasar, komunikasi untuk membentuk ekspektasi, pelaksanaan pasar murah serta kelancaran logistik menjadi salah satu faktor terjaganya inflasi dalam rentang targetnya.
Walaupun di beberapa bulan pertama tahun ini Kota Manado masih deflasi, namun Arbonas mengingatkan tidak boleh lengah. Sebab pada bulan Juni ada Idul Fitri serta perayaan Pengucapan Syukur di kabupaten dan kota sepanjang triwulan III. Dan perayaan Natal serta Tahun Baru 2020.
“Tantangan utama kita dalam menjaga inflasi komoditas pangan adalah bawang, cabai, tomat . Di mana pada tiga tahun terakhir memberikan tekanan pada inflasi di Sulut,” katanya.
Dia menambahkan, kenaikan harga harga tiket pesawat udara secara umum berimplikasi pada peningkatan biaya logistik yang dapat memberikan tekanan khusus pada inflasi.
"Kehadiran TPID telah memberikan dampak penurunan angka inflasi di Kota Manado yang cukup signifikan," kata Arbonas di Manado, Senin.
Arbonas mengatakan inflasi Manado pada tahun 2001 hingga 2010 tercatat sangat tinggi, yakni secara rata-rata berada di angka 8,65 persen (yoy). Namun sejak kehadiran TPID sejak tahun 2010, inflasi ibu kota provinsi turun hampir setengahnya yakni 4,59 persen (yoy).
"Hal ini membuktikan kehadiran TPID mampu menstabilkan inflasi Manado," kata Arbonas.
Dia menjelaskan terkendalinya laju inflasi Manado tidak terlepas kerja keras Pemerintah Provinsi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah.
Tahun ini, katanya, berbagai upaya pengendalian inflasi telah dilakukan TPID untuk memastikan pergerakan harga tetap stabil.
Koordinasi TPID dalam rangka menyusun strategi pengendalian harga, operasi pasar, komunikasi untuk membentuk ekspektasi, pelaksanaan pasar murah serta kelancaran logistik menjadi salah satu faktor terjaganya inflasi dalam rentang targetnya.
Walaupun di beberapa bulan pertama tahun ini Kota Manado masih deflasi, namun Arbonas mengingatkan tidak boleh lengah. Sebab pada bulan Juni ada Idul Fitri serta perayaan Pengucapan Syukur di kabupaten dan kota sepanjang triwulan III. Dan perayaan Natal serta Tahun Baru 2020.
“Tantangan utama kita dalam menjaga inflasi komoditas pangan adalah bawang, cabai, tomat . Di mana pada tiga tahun terakhir memberikan tekanan pada inflasi di Sulut,” katanya.
Dia menambahkan, kenaikan harga harga tiket pesawat udara secara umum berimplikasi pada peningkatan biaya logistik yang dapat memberikan tekanan khusus pada inflasi.