Manado (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bersama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Selatan memberikan apresiasi terhadap kehadiran Kar Powership yang mengatasi pemadaman di Sulawesi Utara (Sulut).

Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu mengapresiasi kehadiran investor listrik, Kar Powership Indonesia di Sulawesi Utara.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sulut ini berharap pasukan listrik di Sulut pada umumnya, lebih khusus Minsel bisa berjalan baik, tidak ada lagi pemadaman listrik.

“Semoga dengan hadirnya Kar Powership Indonesia, listrik di Sulut lebih khusus Minsel tidak padam lagi,” kata Tetty, sapaan akrabnya, Rabu.

Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sulut Hangky Arthur Gerungan melalui Wakil Ketua Ivanry Matu mengatakan, listrik sangat penting dalam semua sektor. Termasuk ekonomi, tanpa listrik industri tidak tumbuh, lapangan kerja tidak tercipta, penghasilan masyarakat rendah.

“Di Sulut jika kita ingin wujudkan daerah industri menuju masyarakat yang modern dan sejahtera maka listrik itu harus menjadi prioritas untuk ditingkatkan,” kata Ivanry.

Lanjut dia, harus diakui Sulut masih kekurangan listrik. Ini juga menjadi salah satu pertimbangan para pemodal besar (investor) untuk berinvestasi. “Kami menyambut gembira jika ada industri listrik yang akan masuk di Sulut pasti akan memberikan efek domino bagi semua sektor,” ujar Matu.

Kata dia, apalagi Sulut sudah ditetapkan menjadi dua Kawasan Ekonomi Khusus. KEK Bitung untuk kawasan industri dan KEK Likupang untuk kawasan pengembangan pariwisata.

“Daerah harus mempersiapkan segala infrastruktur dan sarana penunjang lainnya terutama listrik,” ujarnya.

Menurut Matu, listrik adalah bagian dari infrastruktur penting untuk ekonomi suatu negara, bukan hanya dari sisi pembangunan tapi semua sektor seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, dunia dirgantara dan lainnya. Bahkan, saat ini, dunia pertanian yang berbasis agribisnis listrik itu menjadi sangat penting.

Meski begitu, lanjut dia, investor listrik harus juga mengutamakan aspek keadilan ekonomi. Artinya harus terjangkau untuk semua kalangan dan ketersediaannya.

“Jangan sedikit-sedikit mati (padam) dan industri listrik itu harus mampu berkompetisi secara sehat karena ada Perusahaan Listrik Negara yang tidak boleh nanti akan menimbulkan masalah,” kata dia.

“Intinya kami menyambut baik karena memang listrik adalah jantung untuk menggerakkan nadi ekonomi daerah maupun nasional,” ujar pengusaha muda ini.

Konsumsi listrik masyarakat naik menyusul peningkatan akses listrik (elektrifikasi) dan tumbuhnya perekonomian! Pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi menjadi 99,9 persen tahun 2019. Angka ini meningkat dibanding realisasi 2018 sebesar 98,30 persen.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan kapasitas terpasang pembangkit listrik 2019 mencapai 66.565,71 megawatt (MW). Ada tambahan kapasitas terpasang 3.976 MW, kapasitas terpasang sampai 2018 62.589,71 MW.

Pemerintah juga akan meningkatkan rata-rata konsumsi listrik sebesar 1.200 kWh per kapita, naik dari tahun 2018 sebesar 1.064 per kapita. Tahun lalu 1.064 kwh per kapita memang masih jauh, Malaysia 4.000 kWh per kapita, Singapura 8.000 kWh per kapita. Tapi DKI 3.500 lho kwh per kapita.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024