Manado (ANTARA) - Wartawan senior Sulut, Freddy Roeroe telah berpulang. Kepergian wartawan senior Harian KOMPAS itu meninggalkan duka mendalam tak hanya bagi keluarga.

Kabut duka juga menggelayuti kalangan jurnalis di Sulut karena kepergian Bung FR --begitu mendiang biasa disapa.

Michael Umbas, wartawan senior asal Sulut yang kini berkarya di pusat mengungkapkan belasungkawanya.

"Kita kehilangan seorang tokoh jurnalis pejuang. Bung FR mendedikasikan dirinya total demi Sulawesi Utara dalam segala lingkup dan aspek," ujar Umbas, di Manado.

Katanya, Bung Freddy memberi sumbangsih untuk kemajuan Sulut.

"Beliau berkontribusi lewat ide dan tulisan untuk berbagai hal strategis terkait Bumi Nyiur Melambai. Lebih dari itu sosok FR berada di belakang banyak gagasan kemajuan Sulut," kata Umbas yang kini dipercayakan Presiden Jokowi sebagai salah satu komisaris BUMN.

Menurut dia, Bung Freddy meninggalkan rekam jejak yang akan terus menginspirasi rakyat Sulut. Beberapa karya Freddy Roeroe bagi Sulut di antaranya, Kongres Minahasa Raya I dan II pada tahun 2000 dan 2002. 

"Bung Freddy ikut mengamplifikasi gagasan Sam Ratulangi terkait posisi Sulut yang sangat strategis di Pasifik secara geopolitik, geostrategis dan ekonomi global," ujar Umbas yang mengaku pernah dimentori Freddy sewaktu koresponden Harian Sinar Harapan di Sulut.

Ia mengatakan, Freddy Roeroe boleh berpulang tapi ide dan gagasannya harus dirawat dan diperjuangkan.

Freddy Roeroe, pemegang Press Card Number One dari PWI meninggal Jumat (10/05/2019). Jenazahnya disemayamkan beberapa hari di rumah duka di Sario Tumpahan Lingkungan III, Manado.

Jenazah Bung Freddy akan dimakamkan di Pekuburan Keluarga, Kakaskasen, Tomohon, Selasa (14/05) hari ini.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024