Manado (ANTARA) - Bagaimana para penderita diabetes bisa tetap berpuasa dan menjaga kesehatan di bulan suci Ramadhan, apa saja kiat yang bisa dilakukan,  mengemuka dalam seminar kesehatan bertajuk sehat di bulan Ramadhan, yang dibawakan dr. Olivia Walewangko, SpPD-KEMb, Selasa sore. 

"Ada hal yang bisa memaksa seseorang penderita diabetes miletus harus membatalkan puasanya, yakni ketika kadar gula dalam darahnya sudah kurang dari 70 dan lebih dari 300," kata dr. Olivia.  Suasana seminar dengan pembicara dokter Olivia Walewangko, Sp-PD, yang mengangkat tentang sehat berpuasa bagi penderita diabetes, (jo) (1)
Dia mengatakan, data dan hasil penelitian menunjukan, masyarakat Indonesia itu makan lebih pada saat bulan Ramadhan, karena ketika akan berbuka sebagian besar sudah menyantap yang manis-manis seperti kolak, sirup, kue-kue tradisional dan lainya, kemudian makan lebih banyak setelah Tarawih. 

Pola makan seperti itu, katanya justru menjadi tidak sehat, padahal seharusnya berpuasa juga membuat tubuh menjadi sehat, karena harusnya berbuka saja dengan kurma dan segelas air putih. 

"Seorang penderita diabet yang tidak mengerti bagaimana mengatur pola makannya, akan mengalami kondisi hypoglycemia atau kadar gula darah rendah pada sepanjang siang hari dan hyperglycemia atau kelebihan kadar gula pada malam hari serta dehydration thrombosis, sehingga harus diatasi," katanya.  siraman rohani tentang puasa oleh Drs. Anwar Sandiah, usai seminar kesehatan yang digelar siloam hospital. (jo) (1)
Karena itulah, kata dokter Olivia, maka penderita diabetes tidak dianjurkan untuk berpuasa, tetapi karena itu adalah ibadah dan harus dijalankan, maka penderita diabetes harus melakukan konsultasi dengan dokter, delapan sampai minimal enam pekan sebelum bulan Ramadhan. 

"Pasien bisa datang ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainya, termasuk ke RS Siloam, bertemu dokter supaya bisa diberikan masukan dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan, agar bisa tetap menjalankan ibadah puasa dengan tenang tanpa takut harus batal karena mendadak lemas saat berpuasa," katanya. 

Di sisi lain, dia  mengatakan, penelitian menunjukan Indonesia menduduki posisi ketujuh sebagai negara dengan penderita diabeter terbesar di dunia, setelah Cina, India, Amerika, Brazil, Rusia, Maroko lalu Indonesia.  foto bersama, seminar kesehatan Media gathering dan buka puasa bersama yang digelar siloam hospital (jo) (1)
Sedangkan Sulawesi Utara adalah daerah dengan penderita diabetes ketiga dan obesitas tertinggi di Indonesia, sehingga pihaknya merasa perlu menyampaikan dan mengajak masyarakat untuk membudayakan pola hidup sehat. 

Acara seminar kesehatan dan media gathering itu juga diisi acara siraman rohani oleh Drs. Anwar Sandiah, dan salat bersama, kemudian buka puasa bersama, dihadiri Dirut Siloam  Hospital, dr. Abraham Talumewo, CEO Siloam, Magdalena Daluas, CEO Lippo Grup Indonesia Timur Diana Kawatu dan Humas Siloam, Melisa Walankandouw, serta para jurnalis. ***  

 

Pewarta : Joyce Hestyawatie B
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024