Tapsel (ANTARA) - Hasil produksi budidaya padi sawah varietas invari 42 dan 32 yang saat ini dikembangkan di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, dinilai cukup menjanjikan sehingga ke depannya sangat tepat untuk terus dikembangkan.

Kepala Dinas Pertanian Daerah Tapanuli Selatan Ir Bismark Muaratua Siregar di Sipirok, Rabu mengatakan, saat panen raya di atas hamparan sawah seluas 10 Ha milik kelompok tani Maju Bersama Desa Sanggapati, Kecamatan Angkola Timur, produksinya berhasil baik.

"Setelah dilakukan pengubinan dengn pihak BPS varietas invari 42 dapat 11,2 ton/ha, invari 32 dapat 9,3 ton/ha," katanya.

Sementara hasil rata-rata produksi varietas invari 42 - 32 tersebut dalam per hektarenya dikisaran 5-6 ton.

"Karenanya varietas ini sangat cocok dikembangkan di Tapanuli Selatan," kata Bismark.

Kepala Bidang penyuluhan Dinas Pertanian Tapanuli Selatan Faisal Simamora menambahkan bahwa denfarm masa tanam Januari 2019 itu dilaksanakan dengan memakai metode jajar legowo (Jarwo) 21.

"Kelebihan infari lebel putih ini 3 kali turunannya setelah dipenen masih bisa digunakan untuk bibit, jadi cukup ekonomis," kata Faisal, seraya mengajak petani daerah ini menangkar infari 42 maupun 32.

Ia mengatakan, pengaplikasian denfarm infari 42 dan 32 sebagai ujicoba varietas baru komoditi padi sawah itu dilakukan dalam upaya mendorong peningkatan produksi padi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat Tapanuli Selatan.

"Apalagi memang sekitar 85 persen penduduk di daerah ini bergantung kepada pertanian dan sejalan visi misi Pemkab Tapsel mewujudkan msyarakat sehat, cerdas dan sejahtera," katanya.


 

Pewarta : Juraidi dan kodir
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024