Kepulauan Sangihe (ANTARA) - Kepala Stasiun Karantina Ikan Tahuna, Gery Lumiu mengatakan, selama tahun 2018, Kabupaten Kepulauan Sangihe telah memasarkan di pasaran domestik sebanyak 1,355 ton ikan dengan berbagai jenis ikan tuna sebanyak 532 ton.

"Ikan tuna sebanyak 532 ton dijual dipasar domestik selama tahun 2018," kata Gery Lumiu si Tahuna, Rabu.

Menurut dia, ikan ini dikirim keluar atau diterima masuk pemeriksaan dan penelitian oleh petugas yang ditempatkan di pelabuhan Dagho, Naha dan Tahuna.

Jumlah ini kata dia, lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

"Tahun 2017 lalu, ikan tuna yang masuk pasaran domestik hanya 242 ton," kata dia.

Dia mengatakan, Meningkatkan ini memperbesar potensi ikan tuna di laut Sangihe.

Belum lagi harga di pasaran cukup tinggi membuat para nelayan lebih bergairah melaut.

Menurut Gerry, terjemahan para nelayan akan lebih ditingkatkan lagi bila ekspor diekspor melalui Marore langsung ke General Santos di Filipina.

Secara keseluruhan, seluruh wilayah terdiri dari Sangihe, Sitaro dan Talaud, sangat kaya akan termasuk ikan tuna dan cakalang.

Dia mengatakan, jika ekspor lewat Marore menjadi tantangan, pemikiran para nelayan akan semakin meningkat.

Mencermati prospek peningkatan ekspor ikan tuna ini, Gerry Lumiu mengundang pengusaha untuk membangun unit pengolahan ikan (UPI) dengan kapasitas sedang. Marore.

"Saya mengundang pengusaha yang bergerak dibidang perikanan bisa membangun UPI di pulau Marore atau jika perlu Pemkab Sangihe yang berinisiatif membangunnya dan kemudian mengirimkannya ke BUMDes untuk mengelolanya," kata dia.

Selain di Tahuna, Naha dan Dagho, karantina ikan juga menempatkan petugas di Siau, Marore, Miangas dan Melonguane.

Dia berharap, potensi ikan yang ada di Sangihe dapat dikelolah dengan maksimal oleh nelayan lokal.

"Kami berharap, nelayan lokal dapat mengelolah hasil ikan yang ada demi meningkatkan kesejahteraan keluarga," kata dia. *** 1 ***

Pewarta : Jerusalem Mendalora

Copyright © ANTARA 2024