Manado, (Antaranews Sulut) - Kinerja perbankan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) hingga November 2018 masih berada di bawah nasional.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulut Gorontalo Maluku Utara (Sulutgomalut), Slamet Wibowo, mengatakan perkembangan perbankan di Sulut hingga November 2018 berada di bawah pertumbuhan nasional. Hal itu terlihat dari pertumbuhan jumlah aset, kredit serta Dana Pihak Ketiga (DPK).

Dia menjelaskan dari data yang dikeluarkan OJK Sulutgomalut, aset perbankan Sulut hingga November 2018 tercatat Rp41,777 triliun, tumbuh 5,42 persen (yoy). Sedangkan penyaluran kredit sebesar Rp36,469 triliun, tumbuh 6,22 persen (yoy).

Sementara DPK mencapai Rp24,775 triliun, tumbuh 3,87 persen (yoy). Secara nasional, pertumbuhan aset sebesar 9,06 persen (yoy), kredit 12,05 persen (yoy) dan DPK 7,19 persen (yoy).

"Pertumbuhan aset, kredit dan DPK di Sulut memang masih berada di bawah nasional. Kita harus melihat lagi apa yang menyebabkan pertumbuhannya lambat," ujar Kepala OJK Sulutgomalut, Slamet Wibowo.

Wibowo melihat, Sulut memiliki potensi kredit di sektor infrastruktur yang saat ini sedang giat dibangun, seperti tol Manado Bitung, dan KEK Pariwisata Likupang. Sejumlah proyek tersebut bisa ikut meningkatkan pertumbuhan kredit di Sulut.

Di pihak lain, NPL Sulut tercatat 3,01 persen, tumbuh -8,80 persen, sedangkan nasional 2,67 persen dan tumbuh 3,57 persen. Sementara LDR di Sulut 147,20 persen, dan nasional 92 persen.

Wibowo yang baru sebulan menjadi kepala OJK Sulutgomalut menambahkan, penyaluran kredit berdasarkan jenis penggunaan masih didominasi oleh sektor konsumsi sebesar Rp21,945 triliun, kemudian Modal Kerja Rp9,674 triliun dan investasi Rp4,848 triliun.

Sedangkan dari kategori usaha, terbesar adalah non UMKM yakni Rp26,397 triliun, menengah Rp4,132 triliun, kecil Rp3,492 triliun dan mikro Rp2,447 triliun.

Pewarta : Jerusalem Mendalora

Copyright © ANTARA 2024