Manado, (Antaranews Sulut) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) berupaya mengendalikan inflasi di tahun 2019 dengan 4K.

"4K yakni Keterjangkauan harga, Ketersedian pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif," kata Gubernur Sulut Olly Dondokambey di Manado, Senin.

Dia mengatakan tahun 2019 inflasi Sulwesi Utara ditargetkan sebesar empat plus minus satu persen atau berada satu poin di atas target inflasi nasional sebesar tiga persen plus minus satu," kata Olly.

Olly mengatakan fluktuasi inflasi Sulawesi Utara dipengaruhi oleh kelompok pengeluaran bahan makanan, kelompok pengeluaran sandang, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar.

Penyumbang/andil inflasi terbesar Sulawesi Utara dipengaruhi oleh barito (bawang, rica, tomat), jasa keuangan dan angkutan udara.

Upaya pengendalian inflasi terkait dengan 4K yakni keterjangkauan harga: lewat program stabilisasi harga disaat event-event keagamaan dan budaya yang menjadi kearifan lokal seperti pengucapan syukur (thanksgiving), Paskah, Natal, Idul Fitri, Hari Raya Ketupat, Cap Gomeh dan Tahun Baru.

Ketersedian pasokan yakni memperkuat produksi dan cadangan pangan melalui inovasi program menanam "volatile food" seperti kegiatan Rumah Cabe, Kabupaten Cabe, Kabupaten Sayur-Sayuran.

Kelancaran distribusi yakni jalur trans Sulawesi bebas dari pungutan liar untuk meningkatkan perdagangan antar daerah serta meningkatkan infrastruktur perdagangan melalui rehabilitasi jalan produksi pertanian.

Serta, komunikasi efektif untuk memperkuat koordinasi instansi/lembaga pusat, provinsi, daerah kabupaten/kota dalam bentuk rapat-rapat koordinasi.

Pada tahun 2018 penyumbang inflasi Sulut adalah kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kelompok sandang, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga serta kesehatan.

Pewarta : Jerusalem Mendalora

Copyright © ANTARA 2025