Manado, (Antaranews Sulut) - Tantangan yang nantinya akan dihadapi oleh desa dan kelurahan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mendatang sangat beragam.
Kepala Bidang Statistik Sosial Dendi Handiyatmo mengatakan tantangan tersebut antara lain terkait ekonomi, bencana, pencemaran, dan masalah keamanan.
Dilihat dari segi ekonomi, jumlah desa/kelurahan yang memiliki minimarket meningkat 78,79 persen dibanding 2014, dari 165 desa/kelurahan menjadi 295 desa/kelurahan di 2018. Tentunya menjadi tantangan bersama untuk menjaga keberlangsungan pasar lokal/tradisional dan usaha kecil terutama yang memperdagangkan barang/jasa yang sama.
Meskipun perlu diwaspadai efek negatif dari berkembangnya minimarket, sisi positifnya adalah akses masyarakat terhadap barang dan jasa semakin Membangun Indonesia dari Pinggiran Melalui Pendataan Potensi Desa (Podes) 2018 10 mudah. Selain minimarket, restaurant atau rumah makan juga semakin merambah.
Pada 2014, restaurant/rumah makan terdapat di 156 desa/kelurahan, naik menjadi 212 desa/kelurahan di 2018.
Dari segi bencana, tercatat bencana banjir menjadi bencana yang paling banyak melanda desa/kelurahan di Sulawesi Utara selama tiga tahun terakhir yakni mencapai 480 desa/kelurahan. Selain banjir, di urutan berikutnya terdapat tanah longsor (406 desa/kelurahan), kekeringan (367 desa/kelurahan), gempa bumi (321 desa/kelurahan), kebakaran hutan/lahan (171 desa/kelurahan), angin puyuh/topan/putting beliung (145 desa/kelurahan), gelombang pasang laut (105 desa/kelurahan), banjir bandang (66 desa/kelurahan), dan gunung meletus (321 desa/kelurahan).
SDG’s goal 13 target 3 adalah meningkatkan pendidikan, penumbuhan kesadaran, serta kapasitas manusia dan kelembagaan terkait mitigasi, adaptasi, pengurangan dampak, dan peringatan dini perubahan iklim.
Terkait hal tersebut, jumlah desa dengan upaya mitigasi bencana alam antara lain terdapat 458 desa/kelurahan dengan sistem peringatan dini bencana alam, 260 desa/kelurahan dilengkapi dengan rambu-rambu dan jalur evakuasi, 32 desa/kelurahan dengan perlengkapan keselamatan, serta 53 desa/kelurahan dengan sistem peringatan dini bencana tsunami.
Kepala Bidang Statistik Sosial Dendi Handiyatmo mengatakan tantangan tersebut antara lain terkait ekonomi, bencana, pencemaran, dan masalah keamanan.
Dilihat dari segi ekonomi, jumlah desa/kelurahan yang memiliki minimarket meningkat 78,79 persen dibanding 2014, dari 165 desa/kelurahan menjadi 295 desa/kelurahan di 2018. Tentunya menjadi tantangan bersama untuk menjaga keberlangsungan pasar lokal/tradisional dan usaha kecil terutama yang memperdagangkan barang/jasa yang sama.
Meskipun perlu diwaspadai efek negatif dari berkembangnya minimarket, sisi positifnya adalah akses masyarakat terhadap barang dan jasa semakin Membangun Indonesia dari Pinggiran Melalui Pendataan Potensi Desa (Podes) 2018 10 mudah. Selain minimarket, restaurant atau rumah makan juga semakin merambah.
Pada 2014, restaurant/rumah makan terdapat di 156 desa/kelurahan, naik menjadi 212 desa/kelurahan di 2018.
Dari segi bencana, tercatat bencana banjir menjadi bencana yang paling banyak melanda desa/kelurahan di Sulawesi Utara selama tiga tahun terakhir yakni mencapai 480 desa/kelurahan. Selain banjir, di urutan berikutnya terdapat tanah longsor (406 desa/kelurahan), kekeringan (367 desa/kelurahan), gempa bumi (321 desa/kelurahan), kebakaran hutan/lahan (171 desa/kelurahan), angin puyuh/topan/putting beliung (145 desa/kelurahan), gelombang pasang laut (105 desa/kelurahan), banjir bandang (66 desa/kelurahan), dan gunung meletus (321 desa/kelurahan).
SDG’s goal 13 target 3 adalah meningkatkan pendidikan, penumbuhan kesadaran, serta kapasitas manusia dan kelembagaan terkait mitigasi, adaptasi, pengurangan dampak, dan peringatan dini perubahan iklim.
Terkait hal tersebut, jumlah desa dengan upaya mitigasi bencana alam antara lain terdapat 458 desa/kelurahan dengan sistem peringatan dini bencana alam, 260 desa/kelurahan dilengkapi dengan rambu-rambu dan jalur evakuasi, 32 desa/kelurahan dengan perlengkapan keselamatan, serta 53 desa/kelurahan dengan sistem peringatan dini bencana tsunami.