Manado, (Antaranews Sulut) - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan melalui Podes 2018 juga menyajikan berbagai informasi terkait potensi-potensi desa/kelurahan dan ketersediaan infrastruktur penunjang berbasis kewilayahan di Indonesia. 

Kepala BPS Sulut Dr Ateng Hartono mengatakan pada bidang pariwisata, diketahui bahwa terjadi penurunan jumlah desa/kelurahan yang memiliki daya tarik wisata komersil, seperti kebun binatang, wisata tirta, wisata budaya, taman rekreasi, wisata alam, dan lainnya. 

Pada tahun 2018 ada 75 desa/kelurahan yang memiliki objek wisata komersil. 

Selanjutnya pada bidang ekonomi, diketahui bahwa desa/kelurahan dengan keberadaan Industri Kecil dan Mikro mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada Industri dari Kain/Tenun, yaitu sebesar 85,71 persen (menjadi 143 desa/kelurahan). 

Peningkatan juga terjadi pada desa/kelurahan dengan keberadaan industri logam mulia dan bahan dari logam, yaitu sebesar 13,46 persen (menjadi 59 desa/kelurahan). 

Selain itu, terjadi peningkatan pula pada desa/kelurahan dengan keberadaan Industri Makanan dan Minuman dan Industri dari kayu yaitu masing-masing sebesar 13,43 persen (menjadi 650 desa/kelurahan) dan 3,24 persen (menjadi 478 desa/kelurahan).

Pada sarana ekonomi lainnya juga terjadi peningkatan, seperti keberadaan mini market, restoran/rumah makan, dan toko/warung kelontong. Desa/kelurahan dengan keberadaan mini market meningkat sebesar 78,79 persen dibandingkan tahun 2014, yaitu menjadi 295 desa/kelurahan. Desa/kelurahan dengan keberadaan toko/warung kelontong meningkat sebesar 61,66 persen dibandingkan tahun 2014, yaitu menjadi 2.737 desa/kelurahan.

Sementara desa/ kelurahan dengan keberadaan restoran/rumah makan meningkat sebesar 35,90 persen, yaitu menjadi 212 desa/kelurahan.

Sementara itu, pada tahun 2018 telah ada 474 desa/kelurahan yang memiliki produk unggulan. 

Produk unggulan ini ada dua macam, yaitu produk makanan dan produk nonmakanan. Ada sebanyak 359 desa/kelurahan yang hanya memiliki produk unggulan makanan, sementara ada 57 desa/kelurahan yang hanya memiliki produk unggulan non-makanan. 

Akan tetapi tidak menutup kemungkinan desa/kelurahan memiliki 2 macam produk unggulan tersebut, seperti yang terjadi pada 58 desa/kelurahan. Lebih jauh lagi, ternyata ada 56 desa/kelurahan memiliki produk unggulan yang telah diekspor ke luar negeri.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Nancy Lynda Tigauw
Copyright © ANTARA 2024