Manado, (Antaranews Sulut) - Rektor Insitut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado, Pdt. Dr.Jane Tulung, menyampaikan sejumlah permintaan kepada komisi VIII DPR-RI untuk memperjuangkan dan membantu lembaga pendidikan keagamaan tersebut. 

Hal tersebut, disampaikan Rektor saat Ketua komisi VIII Prof.Dr. Ali Taher bersama anggota komisi VII DPR RI, Dr. Bara Krishna  Hasibuan Walewangko dan Dirjen Bimas Kristen Prof. Dr. Thomas Pentury, mengujungi tempat itu, sekaligus menyerap aspirasi dan berdialog dengan tokoh lintas agama kristen mengenai RUU Pesantren, Senin.      

Dia mengatakan, selama sejarahnya, itu adalah kali pertama ketua Komisi VIII DPR RI menginjakan kakinya di IAKN yang sebelumnya bernama STAKN, sehingga banyak hal yang harus disampaikan agar lembaga pendidikan keagamaan kristen tersebut. 

Dia menyebutkan, kampus IAKN adalah wujud dari aliran dana yang dikawal komisi VIII, dimana pada  11 Maret 2018, berubah menjadi IAKN bersama STAKN Ambon Maluku dan dan Tarutung Sumatera Utara. 

"Memang pembangunan kampus IAKN sekarang lambat, karena keterlambatan itu bukanlah kesengajaan tetapi karena dana yang kurang memadai, jika dibandingkan dengan kampus lainnya di Indonesia," katanya. 

Dia menyebutkan, Kampus Universitas Muhammadiyah dan Tarumanegara di Jakarta atau bahkan Unpad, tidaklah sebanding, baik dari segi lahan dan bangunan kampus, termasuk fasilitasnya, tetapi tetap bermimpi agar IAKN sejajar dengan kampus lainnya.  

"Jadi bantuan dari DPR RI sangat ditunggu dan harapkan, karena banyak yang harus dibenahi, dan berharap ada peningkatan dukungan dan keberpihakan DPR-RI, karena  luas tanah baru tiga hektare, dan baru ada tiga program studi," katanya. 

Dia mengatakan, sudah menargetkan menjdi jadi lima nantinya, karena makin luas makan makin luas dalam melayani pendidikan agama, sebab luas tanah dan bangunan yang tersedia belum bagus betul, tetapi tetap memprioritaskan perpustakaan meskipun masih menyatu dnegan kampus, padahal kampus tersebut memiliki sekitar 2.000 mahasiswa. Rektor menyampaikan sambutan dan permintaan kepada komisi VIII. (jo) (1)

"Kami sudah bekerja sama dengan Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan dan pilipina, dam dosen dari Korea sudah ada yang datang mengajar dan Dirjen sudah mengirimkan dosen S3 keluar negeri, itu strategis bagi IAKN," katanya,.

ketua Komisi VIII DPR-RI, Prof Dr. Ali Taher, semua permintaan dari IAKN akan diterima, meskipun tidak semua anggota DPR RI memiliki sense of humanity, hanya dekat dengan rakyat dan air matanya yang mengerti. 

Dia mengakui kampus ini harus dirancang bangun untuk 25-30 tahun depan, visi dan misi disusun secara konsepsional, dan dibicarakan Dirjen dan Rektor, harus mampu menjawab tantangan zaman dan IAKN harus menjadi agen perubahan, kenapa karena Manado ini tempat semua orang berminat. Manado memiliki ciri khas yakni subur dan masyarakat yang akomodatif terhadap suku lain. 

"Jadi IAKN akan menjadi universitas Kristen, tetapi memang lahan masih kecil, padahal minimum harus 15-20 hektar, jadi bisa menjadi kampus hijau, sebagai perjumpaan peradaban keagamaan dan scientific," katanya, sambil mengangkat ilustrasi tentang sebuah buku kuno yang berisi tiga BAB dan maknanya adalah tiga rahasia Tuhan diberikan pada manusia, yakni bahasa roh, dunia dan akhirat dengan empat alat ukur, pengalaman, akal manusia.

Sementara  Anggota DPR-RI dr. Bara Krishna Hasibuan Walewangko, mengatakan akan membantu menjembatani kepentingan IAKN ke kementerian, sehingg apa yang dicita-citakan akan tercapai. 

"Soal anggaran itu menjadi bagian komisi VIII, tetapi karena saya di komisi VII ada kaitannya dengan pendidikan tinggi Riset dan Teknologi, jadi bisa kami jembatani kepentinganya," katanya. ***
 

Pewarta : Joyce Hestyawatie B

Copyright © ANTARA 2024