Manado, (Antaranews Sulut) - Siswa difabel membutuhkan komitmen lebih dari pemerintah dan masyarakat demi kesetaraan dan partisipasi penyandang disabilitas.
Bukan hanya untuk mendukung penyandang disabilitas tapi juga untuk mengambil tindakan demi memastikan warga difabel mendapatkan haknya.
Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Ginny Ponamon mengatakan literasi maupun inklusi keuangan sangat perlu disosialisasikan kepada anak-anak difabel.
Dia mengatakan, tapi tentunya dengan menggunakan bahasa yang disederhanakan dan dapat dipahami oleh mereka.
Karena, katanya, anak-anak difabel ini memerlukan kesabaran dari kita untuk memperkenalkan dan mengajarkan sesuatu.
Pengenalan akan inklusi keuangan sangat penting, karena ke depan anak-anak difabel ini akan berhubungan dengan jasa keuangan.
Sehingga, pihak sekolah juga terus meningkatkan literasi dan inklusi bagi difabel yang mampu dididik akan lebih baik apabila diberikan kesempatan untuk mengakses sekolah inklusi.
Sekolah inklusi merupakan sekolah reguler yang mengkoordinasi dan mengintegrasikan siswa difabel dalam program yang sama.
Pentingnya pendidikan inklusi adalah memberikan lingkungan yang tepat guna mencapai kesamaan kesempatan dan partisipasi penuh.
Keberhasilannya menuntut usaha bersama, bukan hanya dari guru- guru dan staf sekolah, orang tua, keluarga, relawan, tetapi juga dari teman sebayanya.
Peran orang tua sebenarnya sangat penting bagi perkembangan anak, terutama penyandang disabilitas.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulut Gorontalo Maluku Utara (Sulutgomalut) Elyanus Pongsoda mengatakan inklusi keuangan sangat penting dilakukan kepada semua masyarakat Indonesia termasuk yang difabel, karena mereka juga tentu perlu jasa layanan keuangan oleh industri jasa keuangan sesuai kebutuhan, apakah itu asuransi, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, dan produk layanan perbankan lainnya.
OJK melakuka edukasi dan sosialisasi kepada mereka supaya juga tahu OJK dan produk-produkya.
OJK, katanya, akan terus secara masif dan komprehensif melakukan edukasi keuangan untuk terus meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia yang masih rendah termasuk bagi insan yang berkebutuhan khusus.
Kondisi yang demikian paralel dengan keadaan ekonomis yang dialami oleh penyandang disabilitas di Indonesia.
Memang harus diakui masih minimnya perhatian kepada masyarakat penyandang disabilitas akan jasa keuangan, maupun perekonomian terutama dalam layanan perbankan dan jasa keuangan terutama dalam aspek ekonomi.
Elyanus mengatakan melihat kondisi tersebut OJK akan terus meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia yang masih rendah termasuk bagi insan yang berkebutuhan khusus.
Serta mendorong pelaku usaha jasa keuangan untuk menyediakan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan para insan difabel tersebut.
Dengan edukasi tersebut akan meningkatkan sadar dan melek keuangan bagi penyandang disabilitas.
Mendorong penyandang disabilitas sebagai kelompok low income agar lebih melek-keuangan.
Pihaknya akan mendorong jasa keuangan agar lebih aksesibel dan awared terhadap hak-hak penyandang disabilitas, terutama perempuan dalam mengelola keuangan dan ekonomi secara keseluruhan.
Otomatis, katanya, akan meningkatkan kehidupan penyandang disabilitas dan keluarganya menjadi lebih baik.***4***
Bukan hanya untuk mendukung penyandang disabilitas tapi juga untuk mengambil tindakan demi memastikan warga difabel mendapatkan haknya.
Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Ginny Ponamon mengatakan literasi maupun inklusi keuangan sangat perlu disosialisasikan kepada anak-anak difabel.
Dia mengatakan, tapi tentunya dengan menggunakan bahasa yang disederhanakan dan dapat dipahami oleh mereka.
Karena, katanya, anak-anak difabel ini memerlukan kesabaran dari kita untuk memperkenalkan dan mengajarkan sesuatu.
Pengenalan akan inklusi keuangan sangat penting, karena ke depan anak-anak difabel ini akan berhubungan dengan jasa keuangan.
Sehingga, pihak sekolah juga terus meningkatkan literasi dan inklusi bagi difabel yang mampu dididik akan lebih baik apabila diberikan kesempatan untuk mengakses sekolah inklusi.
Sekolah inklusi merupakan sekolah reguler yang mengkoordinasi dan mengintegrasikan siswa difabel dalam program yang sama.
Pentingnya pendidikan inklusi adalah memberikan lingkungan yang tepat guna mencapai kesamaan kesempatan dan partisipasi penuh.
Keberhasilannya menuntut usaha bersama, bukan hanya dari guru- guru dan staf sekolah, orang tua, keluarga, relawan, tetapi juga dari teman sebayanya.
Peran orang tua sebenarnya sangat penting bagi perkembangan anak, terutama penyandang disabilitas.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulut Gorontalo Maluku Utara (Sulutgomalut) Elyanus Pongsoda mengatakan inklusi keuangan sangat penting dilakukan kepada semua masyarakat Indonesia termasuk yang difabel, karena mereka juga tentu perlu jasa layanan keuangan oleh industri jasa keuangan sesuai kebutuhan, apakah itu asuransi, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, dan produk layanan perbankan lainnya.
OJK melakuka edukasi dan sosialisasi kepada mereka supaya juga tahu OJK dan produk-produkya.
OJK, katanya, akan terus secara masif dan komprehensif melakukan edukasi keuangan untuk terus meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia yang masih rendah termasuk bagi insan yang berkebutuhan khusus.
Kondisi yang demikian paralel dengan keadaan ekonomis yang dialami oleh penyandang disabilitas di Indonesia.
Memang harus diakui masih minimnya perhatian kepada masyarakat penyandang disabilitas akan jasa keuangan, maupun perekonomian terutama dalam layanan perbankan dan jasa keuangan terutama dalam aspek ekonomi.
Elyanus mengatakan melihat kondisi tersebut OJK akan terus meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia yang masih rendah termasuk bagi insan yang berkebutuhan khusus.
Serta mendorong pelaku usaha jasa keuangan untuk menyediakan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan para insan difabel tersebut.
Dengan edukasi tersebut akan meningkatkan sadar dan melek keuangan bagi penyandang disabilitas.
Mendorong penyandang disabilitas sebagai kelompok low income agar lebih melek-keuangan.
Pihaknya akan mendorong jasa keuangan agar lebih aksesibel dan awared terhadap hak-hak penyandang disabilitas, terutama perempuan dalam mengelola keuangan dan ekonomi secara keseluruhan.
Otomatis, katanya, akan meningkatkan kehidupan penyandang disabilitas dan keluarganya menjadi lebih baik.***4***