Manado, (Antaranews Sulut) - Kabupaten Pulau Morotai melakukan ekspor perdana ikan tuna loin ke Vietnam dan mampu menyumbangkan devisa bagi negara Indonesia.
"Ikan tuna loin yang diekspor ke Vietnam sebanyak 23,94 ton," kata Bupati Pulau Morotai, Benny Laos kepada Antara.
Benny mengatakan terima kasih kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Suriani Antarani, karena kegigihannya dalam bekerja keras sehingga terwujudnya ekspor ikan ini.
Kabupaten Pulau Morotai melakukan kegiatan ekspor perdana. (1)
Bupati juga berterima kasih pada Kementrian KKP, kepada Direktorat Usaha dan Investasi, Ditjen PDSKP KKP RI Catur Sarwanto, yang hadir dalam acara ini, kepala Bea Cukai Ternate, Kapolres Morotai, Danlanal Morotai, Danlanud Morotai dan seluruh pimpinan SKPD.
Menurutnya, kehadiran SKPT di Pulau Morotai telah menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan nelayan morotai kedepan, karena memang itu tujuan utama SKPT dibangun.
Terbukti di tahun 2016 kita hanya nonton, namun setelah diupayakan dengan kementerian kelautan dan perikanan (KKP) RI maka tahun ini semuanya terwujud, nelayannya diberdayakan dan diberi bantuan sehingga menghasilkan ekspor ikan, maupun turunan dari sektor perikanan lainnya yang dihidupkan di tiap desa di Pulau Morotai.
Acara pelepasan eksport perdana ikan tuna loin ke negara vietnam oleh SKPT Pulau Morotai tahun 2018, berlangsung di halaman Terminal Pelabuhan Laut Imam Lastory, Daruba Kecamatan Morotai Selatan, Jumat (28/9), pukul 20.00 Wit.
Kabupaten Pulau Morotai melakukan kegiatan ekspor perdana. (1)
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pulau Morotai, Suriani Antarani menyampaikan, bahwa Ekspor perdana ikan tuna loin ke negara Vietnam oleh SKPT Pulau Morotai merupakan jati diri Pemkab Pulau Morotai.
“Bahwa kita menerima tantangan dari KKP, untuk mendirikan SKPT, dan kita membuktikan keberadaan SKPT tidak hanya menjadikan monumen, tetapi Bupati telah mewujud nyatakan dengan mencari mitra kerja yang tepat, sehingga SKPT dapat beroperasi saat ini dan telah menuai hasil yakni melakukan ekspor ikan tuna loin perdana ke negara Vietnam sebanyak Total eksport 2 kontainer : 23.940 kg,” Jelas Antarani.
Semuanya terjadi, kata Kadis DKP yang suka menerima tantangan ini, karena kerja keras Bupati Pulau Morotai, Benny Laos, dan hal ini terbukti bahwa nelayan Pulau Morotai sebelumnya tidak punya apa apa, dengan hadir dan beroperasinya SKPT di desa Daeo Pulau Morotai, membuat nelayan mendapat bantuan yang besar dari pemerintah dan membuka lapangan kerja bagi nelayan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan,
“Terima kasih buat Bupati yang telah membuat perubahan pesat disektor perikanan, sehingga hari ini Morotai berbangga karena sudah bisa ekspor ikan tuna ke luar negeri. ini awal yang sangat baik, semoga kedepan dengan meningkatnya hasil produksi maka penyerapan tenaga kerja semakin banyak dan nelayan kita makin sejahtera serta PAD kita meningkat,” harapnya optimis.
Kabupaten Pulau Morotai melakukan kegiatan ekspor perdana. (1)
Kepala Bea Cukai Ternate, Musafak memberi apresiasi kepada Bupati, kepala DKP dan Forkompimda, sambil menyampaikan pesan Ibu Mentri Keuangan, yakni bangsa kita membutuhkan devisa dari ekspor di sektor lain.
Karena selama ini hasil ekspor didominasi oleh pertambangan, hari ini apa yang dilakukan Pemkab Morotai merupakan hal yang luar biasa dan sangat disambut baik oleh negara, karena sikon seperti ini yang negara butuhkan.
“Kami sebagai fasilitator mengajak semua pihak agar mendukung prestasi yang luar biasa ini dan akan kami viralkan karena ini pertama di Maluku Utara yang melakukan ekspor ikan ke luar negeri dan tujuan kami mendorong ekspor,” paparnya.
Sementara Bupati Pulau Morotai, Benny Laos juga mengatakan fokus Pemkab dalam mengelola SDA Morotai, kata Bupati, hanya tiga yakni Pariwisata, Pertanian dan Perikanan. Dan Morotai keberadaan ikan tuna terbesar di Maluku Utara, yakni 60 persen untuk itu, dirinya mengajak semua komponen agar mendukung demi sukses program ini.
Dikatakannya, kendala yang dihadapi nelayan morotai adalah kapal tangkap, es batu, bbm dan permodalan.
“Saat ini pemkab sudah penuhi semuanya, tapi dari 83 koperasi nelayan, hanya 2 koperasi nelayan yang ribut, nah ini ada mafia.” tegasnya
“Setelah ekspor ikan tuna loin morotai ini, bulan depan silahkan kalian ke Vietnam, dipastikan di setiap mini market sudah dijual ikan tuna berlebel SKPT Daeo Morotai, jangan karena kalian benci Benny Laos, kemudian kalian korbankan masyarakat lain demi kepentingan kelompok kalian," katanya.
Karyawan PT Harta Samudra, memberi arahan ke tenaga buruh cara pemuatannya diperlakukan seperti balita demi menjaga kwalitas ekspor
Bupati berharap PT Harta Samudra, sebagai mitra agar jangan berkecil hati, walaupun hasil tangkapan nelayan kita belum berimbang dengan modal yang dikeluarkan, tapi ini awal yang baik untuk mencapai hasil yang lebih baik.
“Sebenarnya dari keterbatasan fasilitas SKPT sebelumnya, PT Harta Samudra, sudah minta mundur, namun saya membujuk untuk mereka bertahan, semuanya itu saya lakukan demi rakyat morotai," ungkapnya.
“Hari ini terwujudnya ekspor perdana sebanyak kurang lebih 25 ton merupakaan satu keberhasilan yang harus di syukuri, karena kita telah ekspor dengan label morotai dan pulau morotai telah memberi devisa kepada negara.”ujarnya
Proses pemuatan di kontener, di atas dermaga laut, untuk dibawa ke Surabaya oleh kapal Tol Laut, kemudian dilanjutkan dengan kapal ekspor dari Surabaya ke Vietnam.
"Ikan tuna loin yang diekspor ke Vietnam sebanyak 23,94 ton," kata Bupati Pulau Morotai, Benny Laos kepada Antara.
Benny mengatakan terima kasih kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Suriani Antarani, karena kegigihannya dalam bekerja keras sehingga terwujudnya ekspor ikan ini.
Bupati juga berterima kasih pada Kementrian KKP, kepada Direktorat Usaha dan Investasi, Ditjen PDSKP KKP RI Catur Sarwanto, yang hadir dalam acara ini, kepala Bea Cukai Ternate, Kapolres Morotai, Danlanal Morotai, Danlanud Morotai dan seluruh pimpinan SKPD.
Menurutnya, kehadiran SKPT di Pulau Morotai telah menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan nelayan morotai kedepan, karena memang itu tujuan utama SKPT dibangun.
Terbukti di tahun 2016 kita hanya nonton, namun setelah diupayakan dengan kementerian kelautan dan perikanan (KKP) RI maka tahun ini semuanya terwujud, nelayannya diberdayakan dan diberi bantuan sehingga menghasilkan ekspor ikan, maupun turunan dari sektor perikanan lainnya yang dihidupkan di tiap desa di Pulau Morotai.
Acara pelepasan eksport perdana ikan tuna loin ke negara vietnam oleh SKPT Pulau Morotai tahun 2018, berlangsung di halaman Terminal Pelabuhan Laut Imam Lastory, Daruba Kecamatan Morotai Selatan, Jumat (28/9), pukul 20.00 Wit.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pulau Morotai, Suriani Antarani menyampaikan, bahwa Ekspor perdana ikan tuna loin ke negara Vietnam oleh SKPT Pulau Morotai merupakan jati diri Pemkab Pulau Morotai.
“Bahwa kita menerima tantangan dari KKP, untuk mendirikan SKPT, dan kita membuktikan keberadaan SKPT tidak hanya menjadikan monumen, tetapi Bupati telah mewujud nyatakan dengan mencari mitra kerja yang tepat, sehingga SKPT dapat beroperasi saat ini dan telah menuai hasil yakni melakukan ekspor ikan tuna loin perdana ke negara Vietnam sebanyak Total eksport 2 kontainer : 23.940 kg,” Jelas Antarani.
Semuanya terjadi, kata Kadis DKP yang suka menerima tantangan ini, karena kerja keras Bupati Pulau Morotai, Benny Laos, dan hal ini terbukti bahwa nelayan Pulau Morotai sebelumnya tidak punya apa apa, dengan hadir dan beroperasinya SKPT di desa Daeo Pulau Morotai, membuat nelayan mendapat bantuan yang besar dari pemerintah dan membuka lapangan kerja bagi nelayan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan,
“Terima kasih buat Bupati yang telah membuat perubahan pesat disektor perikanan, sehingga hari ini Morotai berbangga karena sudah bisa ekspor ikan tuna ke luar negeri. ini awal yang sangat baik, semoga kedepan dengan meningkatnya hasil produksi maka penyerapan tenaga kerja semakin banyak dan nelayan kita makin sejahtera serta PAD kita meningkat,” harapnya optimis.
Kepala Bea Cukai Ternate, Musafak memberi apresiasi kepada Bupati, kepala DKP dan Forkompimda, sambil menyampaikan pesan Ibu Mentri Keuangan, yakni bangsa kita membutuhkan devisa dari ekspor di sektor lain.
Karena selama ini hasil ekspor didominasi oleh pertambangan, hari ini apa yang dilakukan Pemkab Morotai merupakan hal yang luar biasa dan sangat disambut baik oleh negara, karena sikon seperti ini yang negara butuhkan.
“Kami sebagai fasilitator mengajak semua pihak agar mendukung prestasi yang luar biasa ini dan akan kami viralkan karena ini pertama di Maluku Utara yang melakukan ekspor ikan ke luar negeri dan tujuan kami mendorong ekspor,” paparnya.
Sementara Bupati Pulau Morotai, Benny Laos juga mengatakan fokus Pemkab dalam mengelola SDA Morotai, kata Bupati, hanya tiga yakni Pariwisata, Pertanian dan Perikanan. Dan Morotai keberadaan ikan tuna terbesar di Maluku Utara, yakni 60 persen untuk itu, dirinya mengajak semua komponen agar mendukung demi sukses program ini.
Dikatakannya, kendala yang dihadapi nelayan morotai adalah kapal tangkap, es batu, bbm dan permodalan.
“Saat ini pemkab sudah penuhi semuanya, tapi dari 83 koperasi nelayan, hanya 2 koperasi nelayan yang ribut, nah ini ada mafia.” tegasnya
“Setelah ekspor ikan tuna loin morotai ini, bulan depan silahkan kalian ke Vietnam, dipastikan di setiap mini market sudah dijual ikan tuna berlebel SKPT Daeo Morotai, jangan karena kalian benci Benny Laos, kemudian kalian korbankan masyarakat lain demi kepentingan kelompok kalian," katanya.
Karyawan PT Harta Samudra, memberi arahan ke tenaga buruh cara pemuatannya diperlakukan seperti balita demi menjaga kwalitas ekspor
Bupati berharap PT Harta Samudra, sebagai mitra agar jangan berkecil hati, walaupun hasil tangkapan nelayan kita belum berimbang dengan modal yang dikeluarkan, tapi ini awal yang baik untuk mencapai hasil yang lebih baik.
“Sebenarnya dari keterbatasan fasilitas SKPT sebelumnya, PT Harta Samudra, sudah minta mundur, namun saya membujuk untuk mereka bertahan, semuanya itu saya lakukan demi rakyat morotai," ungkapnya.
“Hari ini terwujudnya ekspor perdana sebanyak kurang lebih 25 ton merupakaan satu keberhasilan yang harus di syukuri, karena kita telah ekspor dengan label morotai dan pulau morotai telah memberi devisa kepada negara.”ujarnya
Proses pemuatan di kontener, di atas dermaga laut, untuk dibawa ke Surabaya oleh kapal Tol Laut, kemudian dilanjutkan dengan kapal ekspor dari Surabaya ke Vietnam.