Manado, (Antaranews Sulut) - PT PLN Wilayah Sulutenggo memperkenalkan Siswa Mengenal Nusantara (SMN) asal Nusa Tenggara Timur (NTT) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) tertua di Indonesia yang berada di Tonsea Lama, Kabupaten Minahasa, Rabu.

PLTA ini dibangun pada zaman Belanda," kata Deputi Manager Hukum dan Humas PLN Suluttenggo, Jantje Rau, di Minahasa.

Dia mengatakan, dalam perjalanan waktu, PLTA yang memanfaatkan air yang bersumber dari danau Tondano itu sempat dikelola Jepang.

PLTA ini, lanjut dia, juga memiliki sejarah yang tidak bisa dilupakan, bahkan telah dijadikan sebagai museum karena pada masa pergolakan sempat menjadi arena pertempuran TNI dan Permesta pada 1958.

"Di lantai dua, tepatnya di samping ruang kontrol terdapat ruangan yang dipenuhi dengan foto-foto dan sejumlah peralatan yang digunakan PLTA ini," ujar Jantje.
  BUMN HADIR-KUNJUNGAN PESERTA SMN KE PLTA TONSEA Bangunan PLTA Tonsea Lama, Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (8/8). ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/18. (ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO)
Di dinding bangunan, kata dia, juga terdapat lubang-lubang bekas tembakan akibat pertempuran.

Jantje mengemukakan, PLTA Tonsea Lama ini telah memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan karena di dalamnya generasi muda, termasuk di siswa-siswa Provinsi NTT yang mengikuti program SMN 2018," ujarnya.

Selain itu, telah memberikan kontribusi menyediakan suplai daya listrik sebesar 11 mega watt (MW) untuk memenuhi kebutuhan listrik dunia usaha dan masyarakat di wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah.

Sebanyak 25 siswa mengenal nusantara tahun 2018 dari NTT datang ke Sulut dengan PIC kegiatan BUMN Hadir Untuk Negeri (BHUN) di Sulut yakni PLN dan PNM.



 

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Nancy Lynda Tigauw
Copyright © ANTARA 2024