Manado, (Antaranews Sulut) - Tak terasa sebulan penuh telah dilewati oleh umat Muslim dalam menahan lapar dan dahaga, serta hawa nafsu melalui jalan berpuasa Ramadhan.

Bulan suci Ramadhan bukan hanya karena ia menawarkan pahala yang berlipat-lipat, melainkan Ramadhan momentum melatih diri, menghitung setiap perilaku, dan merenungkan kembali apa yang benar-benar pasti dalam hidup ini.

Umat Islam di seluruh dunia bolehlah berbahagia karena sudah sampai pada Hari Lebaran, setelah diuji selama sebulan penuh pada bulan Ramadhan, artinya sudah secara sah terlewati.

Lelah payah yang dilakukan, insya Allah diganti dengan kesucian dan ampunan. Setidaknya, begitulah janji Allah kepada manusia yang bertakwa.

Tokoh masyarakat Sulut Ivanry Matu mengatakan berpuasa pada bulan Ramadhan telah usai, selamat meraih kemenangan dalam iman menahan godaan.

Ivanry Matu yang juga sebagai bakal calon legislatif DPRD Provinsi Sulut dari Partai Demokrat untuk Daerah Pemilihan Kota Manado itu, mengatakan amal dan empati telah didonasikan, semoga menjadi berkah dan manfaat untuk semua.

"Selamat merayakan kemenangan pada hari yang fitri ini," kata dia.

Dia menjelaskan Idul Fitri kiranya makin memperkokoh toleransi dan menjadi momentum untuk berefleksi tentang arti pentingnya silaturahim sesama anak bangsa, sebagaimana peran para pendiri Bangsa Indonesia mengambil peran untuk merajut Indonesia dalam bingkai kebhinekaan.

Para pendiri bangsa menempatkan cita-cita luhur mewujudkan masyarakat sejahtera adil dan makmur dalam dimensi masyarakat yang religius.

Bakal Caleg DPRD Provinsi Sulut Dapil Minahasa-Tomohon lewat Partai Gerindra Herol Kaawoan mengatakan Lebaran merupakan hari yang fitri dan penuh kemenangan bagi umat Muslim di Tanah Air.

Herol mengajak umat Muslim memaknai hari yang suci ini dengan merajut tali silahturahim dengan sesama, mempererat persaudaraan sebagai sesama Bangsa Indonesia.

Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah mempersatukan perbedaan sebagai bentuk cinta kepada Tanah Air Indonesia.

Herol yang juga sebagai Bendahara DPD Pemuda Tani Indonesia Sulut itu, menjelaskan perayaan Lebaran harus menjadi waktu yang tepat untuk saling mengasihi dan menjaga satu sama lain, sehingga tercipta suasana yang aman dan nyaman.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulut K.H. Abdul Wahab Abdul Gofur mengatakan Idul Fitri bukan dimaknai dengan pakaian baru akan tetapi meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan.

"Jadi yang diharapkan bagi umat, maknailah 1 Syawal 1439 Hijriah ini dengan seterusnya dan iman serta taqwa yang telah didapatkan selama bulan Ramadhan sehingga menjadi insan yang mulia di sisi Allah nanti," ujarnya.

Abdul menyebut sangat jelas bahwa Idul Fitri juga berarti kemenangan dan kedamaian umat Islam.

Oleh karena itu, bagi umat Muslim yang baru saja meraihnya harus menyebarkan pesan kemenangan dan perdamaian itu kepada seluruh umat manusia di muka bumi.

Caranya, dengan saling memaafkan satu sama lain atas kesalahan dan kekhilafan yang dilakukan baik langsung maupun tidak. Pesan perdamaian selalu disampaikan supaya bumi makin terasa indah dan nyaman bagi umat yang beriman serta bertaqwa.

Ketua Forum Ukhuwah Antar Pondok Pesantren (FUAPP) Sulut K.H. Muyasir Arif?menyatakan tanpa terasa Ramadhan telah berlalu. Tentunya, Ramadhan membawa catatan amal ibadah semua umat Islam.

Hendaknya setiap muslim berdoa semoga Allah SWT menerima amal ibadah dan mengampuni dosa dan khilafnya.

Ia mengemukakan penitngnya umat Islam senantiasa konsisten melaksanakan ibadah setelah puasa Ramadhan karena sesungguhnya Tuhan yang diharapkan rahmat-Nya pada Ramadhan juga berlaku selamanya.

"Allah yang kita harapkan ampunan-Nya di Ramadhan, itu juga Allah yang tetap kita harapkan ampunan-Nya setelah Ramadhan, dan memberi arti serta menjaga toleransi antarumat beragama di Sulut," katanya.

Toleransi yang telah tercipta selama ini di Sulut, akan terus diperkokoh lewat kemenangan umat Muslim melewati Bulan Puasa yang penuh ampunan.



Jaga Persatuan

Wali Kota Bitung Maximiliaan Jonas Lomban mengatakan Lebaran 2018 menjadi momentum seluruh masyarakat setempat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di daerah itu.

"Hari Raya Idul Fitri tahun 2018 ini dapat kita jadikan momentum untuk menjaga persatuan baik di Kota Bitung, Sulut, maupun Indonesia secara keseluruhan," kata dia saat menghadiri Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1439 Hijriah bertempat di Lapangan Kodim 1310/Bitung.

Perayaan Idul Fitri makin memperat kebersamaan masyarakat Kota Bitung. Perayaan itu makin memperkuat semangat masyarakat yang cinta damai, agar Kota Bitung makin baik ke depannya, makin maju, dan berdaya saing untuk generasi yang akan datang.

Idul Fitri juga menjadi momentum untuk membangkitkan masyarakat agar terus membangun semangat kebersamaan, persatuan, kekeluargaan di antara seluruh komponen masyarakat Kota Bitung.

Ia mengimbau seluruh umat Muslim mengaktualisasikan nilai-nilai ibadah selama Ramadhan dalam kesehariannya.

"Ini menjadi kewajiban bersama bagaimana menjaga amanah Kota Bitung ini agar nilai-nilai keagamaan yang mampu kita cerminkan dalam ibadah kita sehari-sehari mampu diaktualisasikan dalam mewujudkan Kota Bitung yang tertib yang teratur yang kondusif agar kesejahteraan bisa terwujud di Kota Bitung," katanya.

Pemerintah Kota Bitung mengucapkan terima kasih kepada Forkopimda Kota Bitung serta semua pihak yang sudah bekerja sama dan bersinergi dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama Ramadhan.

"Selamat menikmati waktu bersilaturahmi dengan sanak saudara, dengan teman, dengan handai taulan, berbagi kebahagiaan, berbagi cerita, dan tentu saja berbagi rezeki," katanya.

Semoga kefitrian makin mempererat kesatuan dan persatuan dalam berbangsa serta berguna untuk membangun Kota Bitung pada masa mendatang.

"Sehingga Idul Fitri 1439 Hijriah merupakan momentum membangun kebersamaan, persaudaraan sesama warga bangsa diharapkan semakin terajut kuat," katanya.



(T.KR-NCY/B/M029/M029) 15-06-2018 12:24:15

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Nancy Lynda Tigauw
Copyright © ANTARA 2024