Minahasa Tenggara, (Antaranews Sulut) - Puluhan situs budaya etnis Minahasa, khususnya sub etnis Tounsawang di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara (Sulut) dalam kondisi memprihatinkan.
"Dari penulusuran kami, banyak situs-situs budaya peninggalan leluhur Tounsawang yang kondisinya memprihatinkan. Ada sebagian yang sudah rusak atau tertutup rumput," kata Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sanggar Budaya Pulau Malesung Ratu Oki Otnie Tamod di Tombatu, Senin.
Dia mengakui sejumlah situs budaya tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mempertahankan kondisi aslinya.
"Kalau tidak cepat dilakukan penanganan atau perbaikan, maka takutnya kondisi situs budaya ini akan semakin rusak," ujarnya.
Menurut Otnie, tanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan situs budaya tersebut bukan hanya masyarakat atau organisasi adat, melainkan juga perlu keterlibatan pemerintah.
"Kalau pemerintah dan masyarakat peduli terhadap budaya, dengan membangun dan melestarikan situs budaya yang telah terlantar, maka saya yakin ini suatu saat jadi aset dan dapat mendatangkan keuntungan bagi daerah," jelasnya
Menurut Otnie, pihaknya saat melakukan penelusuran sejumlah situs budaya peninggalan leluhur Tounsawang di kawasan pegunungan Abur, Desa Ranoketang Atas, Kecamatan Touluaan dan di wilayah Desa Kali Oki, Kecamatan Tombatu.
Sementara itu, Sekretaris LSM Sanggar Budaya Pulau Malesung Ratu Oki Boni Momomuat menambahkan, lokasi peninggalan situs tersebut baru sebagian yang ditelusuri oleh pihaknya.
"Memang lokasi ini baru sebagian. Kami harapkan nantinya dengan penelusuran yang kami lakukan ini, bisa menjadi masukan bagi pemerintah untuk melakukan pelestarian situs budaya bukan hanya bagi orang Tounsawang, tapi juga bagi anak cucu bangsa Indonesia," katanya.
Pemerhati Budaya di Kabupaten Minahasa Tenggara Jecky Pontoh menambahkan, dari puluhan aset yang sangat langka tersebut perlu dilakukan penanganan khusus.
"Untuk melakukan pelestarian situs budaya ini perlu ada penanganan khusus. Contohnya di beberapa daerah di Sulut telah menyiapkan anggaran dari pemerintah untuk melakukan pelestarian," ujarnya.
Dia pun berharap situs budaya Tounsawang ini dapat dilestarikan dan menjadi objek wisata di Minahasa Tenggara.
(T.KR-AIK/B/G004/G004) 21-05-2018 21:13:34
"Dari penulusuran kami, banyak situs-situs budaya peninggalan leluhur Tounsawang yang kondisinya memprihatinkan. Ada sebagian yang sudah rusak atau tertutup rumput," kata Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sanggar Budaya Pulau Malesung Ratu Oki Otnie Tamod di Tombatu, Senin.
Dia mengakui sejumlah situs budaya tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mempertahankan kondisi aslinya.
"Kalau tidak cepat dilakukan penanganan atau perbaikan, maka takutnya kondisi situs budaya ini akan semakin rusak," ujarnya.
Menurut Otnie, tanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan situs budaya tersebut bukan hanya masyarakat atau organisasi adat, melainkan juga perlu keterlibatan pemerintah.
"Kalau pemerintah dan masyarakat peduli terhadap budaya, dengan membangun dan melestarikan situs budaya yang telah terlantar, maka saya yakin ini suatu saat jadi aset dan dapat mendatangkan keuntungan bagi daerah," jelasnya
Menurut Otnie, pihaknya saat melakukan penelusuran sejumlah situs budaya peninggalan leluhur Tounsawang di kawasan pegunungan Abur, Desa Ranoketang Atas, Kecamatan Touluaan dan di wilayah Desa Kali Oki, Kecamatan Tombatu.
Sementara itu, Sekretaris LSM Sanggar Budaya Pulau Malesung Ratu Oki Boni Momomuat menambahkan, lokasi peninggalan situs tersebut baru sebagian yang ditelusuri oleh pihaknya.
"Memang lokasi ini baru sebagian. Kami harapkan nantinya dengan penelusuran yang kami lakukan ini, bisa menjadi masukan bagi pemerintah untuk melakukan pelestarian situs budaya bukan hanya bagi orang Tounsawang, tapi juga bagi anak cucu bangsa Indonesia," katanya.
Pemerhati Budaya di Kabupaten Minahasa Tenggara Jecky Pontoh menambahkan, dari puluhan aset yang sangat langka tersebut perlu dilakukan penanganan khusus.
"Untuk melakukan pelestarian situs budaya ini perlu ada penanganan khusus. Contohnya di beberapa daerah di Sulut telah menyiapkan anggaran dari pemerintah untuk melakukan pelestarian," ujarnya.
Dia pun berharap situs budaya Tounsawang ini dapat dilestarikan dan menjadi objek wisata di Minahasa Tenggara.
(T.KR-AIK/B/G004/G004) 21-05-2018 21:13:34